Abstract:
Penelitian ini dilakukan di TPA Leuwigajah yang berlokasi di Kecamatan
Cimahi Selatan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, dengan memodelkan aliran
air tanah serta plume pencemaran yang dihasilkan akibat dari pencemaran air tanah
yang berasal dari air lindi.
Metoda penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu meliputi studi
literatur, pengamatan langsung dilapangan dengan mengukur kedalaman muka air
tanah dan kedudukannya serta pengukuran kualitas air insitu dan pengujian sampel
air di laboratorium air baik untuk air tanah maupun air permukaan di TPA Leuwigajah
dan sekitarnya, melakukan interview langsung dengan warga sekitar TPA Leuwigajah
terkait mengenai topik penulis dan analisis data.
Pemodelan aliran air tanah di lokasi penelitian ini didapatkan pola aliran air
tanah yang mengalir menuju ke arah selatan dan barat daya dari TPA, sehingga
vektor dari plume pencemaran akan mengikuti arah aliran air tanahnya. Zat yang
digunakan dalam permodelan plume pencemaran ini yaitu TDS (Total Dissolved
Solid), Fe2+ (Besi) dan Mn2+ (Mangan), masing - masing zat dimodelkan dalam waktu
hari ke - 1, hari ke - 219,4 dan hari ke - 365. Dari hasil analisis permodelan air tanah
dan plume pencemaran bahwa vektor dari plume pencemaran bergerak sesuai
dengan arah aliran air tanahnya dalam waktu satu tahun dapat mencemari air sumur
penduduk daerah warga sekitar TPA Leuwigajah.
Berdasarkan batas yang di tetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI
907/MENKES/SK/VII/2002 untuk nilai TDS 1000 mg/L, Fe2+ 0,3 mg/L dan Mn2+ 0,1
mg/L, dapat dilihat air sumur penduduk di Zona Timur Laut, Zona Selatan, Zona Barat
Laut, Zona Barat dan Zona Barat Daya nilai rata - rata kandungan TDSnya yakni 145
mg/L - 390 mg/L layak untuk dikonsumsi karena berada di bawah batas yang
ditetapkan , sedangkan untuk nilai Fe2+ semua air sumur yang diujikan layak di
konsumsi dengan nilai sebesar 0 mg/L – 0,24 mg/L dan untuk Mn2+ air sumur yang
layak dikonsumsi yakni pada sumur 16, sumur 22 dan sumur 25 dengan nilai sebesar
0,02 mg/L – 0,07 mg/L yang nilainya berada di bawah batas yang ditetapkan.
Perbedaan konsentrasi polutan antara hasil pemodelan dan hasil pengukuran di
Lapangan dan Laboratorium air dikarenakan adanya penambahan waktu selama satu
tahun sehingga konsentrasi polutan pun akan bertambah.