Abstract:
ABSTRAK
Stunting adalah kondisi balita yang memiliki panjang atau tinggi badan kurang
dibanding dengan usia, diukur dengan nilai z-score TB/U <-2SD median standar
pertumbuhan anak dari World Health Organization (WHO) MGRS (Multicentre
Growth Reference Study). Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di Asia Tenggara tahun 2013 sebanyak 36,40% menurut WHO.
Salah satu dampak jangka panjang adalah kekebalan tubuh menurun sehingga
rentan sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stunting dengan
kerentanan penyakit pada anak usia 1–5 tahun di Desa Panyirapan Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat periode Agustus–November
2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan
disesuaikan dengan kriteria inklusi serta eksklusi. Rancangan penelitian ini adalah
kualitatif dengan metode observasional analitik melalui desain studi kohort. Hasil
menunjukkan distribusi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, status
sosioekonomi keluarga, dan penyakit infeksi antara anak stunting dan tidak stunting
tidak berbeda. Penyakit terbanyak yang diderita adalah diare dan ISPA. Jumlah
penderita diare dan ISPA pada kedua kelompok (stunting vs tidak stunting) tidak
jauh berbeda (14 dari 34 vs 16 dari 34). Frekuensi dan durasi sakit diare pada anak
stunting (1 kali, 3 hari) lebih jarang dibanding anak tidak stunting (4 kali, 11 hari).
Frekuensi dan durasi sakit ISPA pada anak stunting (21 kali, 96 hari) lebih sering
dan lama dibanding anak tidak stunting (18 kali, 72 hari). Kerentanan penyakit
(frekuensi dan durasi sakit) tidak berhubungan secara statistik (p=0,600; RR=1,333;
IK 95%: 0,648–2,744). Simpulan, tidak terdapat hubungan antara stunting dan
kerentanan penyakit anak usia 1–5 tahun.
Kata kunci: Anak 1–5 tahun, kerentanan penyakit, stunting