Abstract:
Penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh keaktifan siswa dalam mengikuti
program kelompok remaja Islam terhadap etika komunikasi siswa kepada guru di
SMA PGII 2 Kota Bandung. Selanjutnya, penelitian ini menerangkan tentang
etika komunikasi yang seharusnya dilakukan oleh siswa kepada guru sebagai
bentuk penghargaan dan penghormatan dalam proses pembelajaran. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keaktifan siswa
dalam program kelompok remaja Islam terhadap etika komunikasi kepada guru.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi
penelitian ini adalah siswa yang menjadi anggota kelompok remaja Islam dengan
sampel 42 siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi satu
prediktor. Teknik tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keaktifan
siswa dalam program kelompok remaja Islam terhadap etika komunikasi kepada
guru. Selain itu, penelitian ini didukung dengan melakukan observasi, wawancara
dan dokumentasi sebagai penunjang data penelitian. Hasil penelitian menunjukan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara keaktifan siswa dalam mengikuti program
kelompok remaja Islam dengan etika komunikasi siswa kepada guru di SMA PGII
2 Bandung. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,080 dengan signifikansi sebesar
0,069 dimana p > 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam
mengikuti program kelompok remaja Islam belum menunjukan pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas etika komunikasi siswa kepada guru, sehingga
hipotesis kerja ditolak. Hasil uji regresi sederhana diperoleh R-square 0,08 atau
sebesar 8% dan sisanya 92 % dipengaruhi oleh variabel yang belum terungkap
dalam penelitian ini. Kesimpulannya program kelompok remaja Islam masih
belum mengarahkan siswa kepada peningkatan kualitas etika komunikasi siswa
kepada guru. Hal ini dibuktikan dari penilaian akhir tentang program ini yang
lebih berorientasi pada aspek kognitif siswa dalam wawasan keislaman
dibandingkan dengan aspek afektif siswa. Selain itu, visi dan misi yang masih
normatif serta program-program kerja belum mengarahkan siswa kepada
peningkatan kualitas etika komunikasi kepada guru.