Abstract:
Industri penyamakan kulit membutuhkan banyak air dan berbagai macam bahan kimia terutama pada proses beamhouse. Hal ini akan menghasilkan banyak limbah cair yang mengandung zat berbahaya yang berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu upaya yang dapat mengurangi limbah cair yang dibuang adalah dengan mengurangi penggunaan air pada penyamakan kulit terutama pada proses beamhouse. Penelitian ini dilakukan untuk meng-analisis efisiensi penggunaan air pada proses penyamakan kulit skala kecil. Tahapan penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi volume air yang digunakan dan tahapan mana pada proses beamhouse yang memungkinkan untuk dilakukan reuse air tanpa mempengaruhi kualitas kulit tersamak. Hasil analisis menghasilkan dua alternatif reuse air pada proses beamhouse. Alternatif pertama yaitu menggunakan kembali air pada proses liming (washing 1 dan washing 2) dan pada proses pickling (re-washing dan deliming). Alternatif kedua yaitu menggunakan kembali air pada proses limming (washing 1 dan washing 2) dan pada proses pickling (re-washing, deliming, dan washing pasca deliming). Alternatif pertama menghasilkan penghematan penggunaan air sebesar 33% pada proses liming dan 78% pada proses pickling. Alternatif kedua menghasilkan efisiensi penggunaan air sebesar 33% pada proses liming dan 84% untuk proses pickling. Reuse air tidak hanya mengurangi penggunaan air bersih secara signifikan, akan tetapi juga mengurangi limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan. Hal ini memberikan dampak positif pada upaya perlindungan lingkungan dan untuk terwujudnya industri hijau dengan melakukan kegiatan industri tanpa menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.