Abstract:
Penerobosan larutan hydrothermal melalui struktur yang membentuk veinlets dengan tingkat alterasi yang berbeda serta keragaman kekuatan fisik, akan mempengaruhi konsumsi energi penggilingan saat operasi pengolahannya.
Penelitian ini, menggunakan sample vein bijih emas dari daerah Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Sample tersebut, di lapangan dianalisis megaskopis, di laboratorium diuji petrografi dan mineragrafi, sehingga diketahui teralterasi sedang dan rendah. Selanjutnya diuji giling Bond Ball Mill untuk penentuan konsumsi energinya.
Dari uji giling, vein alterasi rendah konsumsi energinya relatif sama baik digiling kasar ataupun halus, sedangkan alterasi sedang lebih rendah. Konsumsi energi alterasi sedang dan rendah, fraksi kasar dan halus relatif konstan, artinya titik optimum telah dicapai. Konsumsi energi alterasi rendah dan sedang, perbedaannya cukup signifikan disebabkan komposisi mineral dan alterasi yang berbeda. Sehingga berdampak terhadap pemilihan tipe alat giling, bila alterasi sedang jauh lebih banyak dibandingkan alterasi rendah, lebih layak pilihan berdasarkan vein terbanyak, sehingga lebih hemat energinya. Walaupun berakibat menurunnya produksi giling per satuan waktu untuk jenis alterasi rendah.