Abstract:
Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat darah di
atas normal yang mengakibatkan manifestasi gout. Terdapat beberapa obat yang
biasa digunakan sebagai obat hiperurisemia dan gout, seperti Allopurinol,
Febuxostat, Probenesid, dan obat lainya. Penggunaan obat-obatan tersebut apabila
digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Salah satu
obat tradisional yang dapat bekerja menghambat pembentukan asam urat,
diantaranya jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki kandungan antioksidan dan
flavonoid yang tinggi, flavonoid mempunyai mekanisme yang sama seperti
allopurinol, yaitu menghambat kerja enzim xantin oksidase dalam proses
metabolisme asam urat, metabolisme asam urat juga di hambat oleh zat saponin
dan asam sitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai pengaruh air perasan
buah jeruk nipis terhadap hiperurisemia, dengan menggunakan metode
eksperimental terhadap 30 ekor mencit jantan (Mus musculus) galur swiss
Webster sebagai subjek penelitian, dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Semua
kelompok diadaptasikan selama 7 hari, kemudian semua kelompok diinduksi
hiperurisemia dengan menggunakan kalium oksonat dan jus hati ayam. Pada
kelompok 1 sebagai kontrol positif diberikan Allopurinol (10 mg/kg BB) sebagai
pembanding, kelompok 2 diberi Na CMC 0.5% sebagai kontrol negatif dan
kelompok 3, 4, 5 diberi air perasan buah jeruk nipis dengan dosis 0.325, 0.65, 1.3
ml/20g BB. Pada akhir perlakuan, dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA,
di lanjutkan dengan uji Varian dan DUNCAN. Pada penelitian ini diperoleh
bahwa pemberian air perasan buah jeruk nipis dapat menghambat pembentukan
asam urat dan kelompok dosis 0.65 ml/kg BB memiliki persentase penurunan
kadar asam urat yang paling besar dibanding dosis yang lain.