Abstract:
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang industri sepatu. Selama ini perusahaan selalu memberlakukan
jam lembur. Perusahaan menerapkan jam lembur dengan memperhatikan target
produksi yang telah ditetapkan. Penerapan jam lembur untuk semua proses adalah
sama meskipun kapasitas produksi masing-masing proses berbeda. Hal ini
menyebabkan adanya penerapan lembur pada setiap proses, meskipun proses
tertentu tidak membutuhkan lembur. Lembur yang tidak disesuaikan dengan
kebutuhan memberikan dampak terhadap biaya yang besar.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perencanaan terhadap kapasitas
yang dibutuhkan perusahaan dengan mengoptimalkan kapasitas yang tersedia.
Langkah awal yang dilakukan yaitu mengetahui jumlah permintaan yang akan
datang dengan melakukan peramalan, kemudian melakukan perhitungan kapasitas
yang tersedia melalui perencanaan agregat dengan menggunakan salah satu
metode tabular, kemudian dilakukan perhitungan rencana kapasitas kasar (RCCP).
Dari RCCP diketahui kekurangan kapasitas produksi pada setiap proses sehingga
memudahkan untuk merencanakan waktu kerja lembur dan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan konsumen selama periode
perencanaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan lembur yang dilakukan
berdasarkan perencanaan produksi yang baik akan menghasilkan biaya yang lebih
rendah. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan rata-rata biaya lembur per bulan
saat ini yaitu sebesar Rp.590.113.404,51,-. Sehingga untuk sembilan periode
perencanaan akan diperoleh biaya sebesar Rp. 5.311.021.180,56,-. Dalam
mengatasi kekurangan kapasitas, selain lembur dapat dilakukan dengan
penambahan jumlah tenaga kerja. Setiap periode membutuhkan jam kerja lembur
maupun tenaga kerja yang berbeda. Perlakuan yang diterapkan pada setiap proses
dalam memenuhi permintaan akan menggunakan jam lembur dan ada juga dengan
penambahan jumlah tenaga kerja dengan melihat biaya yang lebih rendah diantara
kedua perlakuan . Hasil dari penelitian ini baik untuk penambahan tenaga kerja
maupun pemberlakuan jam kerja lembur diperoleh biaya sebesar Rp.
1.834.001.842,25.- dalam sembilan periode perencanaan, sehingga perusahaan
dapat menghemat biaya sebesar Rp. 3.477.019.338,- atau sejumlah 65,47% dari
biaya lembur yang diberlakukan perusahaan saat ini. Dengan melakukan
perencanaan terhadap jam kerja lembur maupun jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan, maka penggunaan kapasitas yang tersedia dalam memenuhi kapasitas
yang dibutuhkan akan lebih efisien dari segi penggunaan biaya.