Abstract:
Pada dasarnya, setiap proses pembatubaraan selalu menghasilkan gas
metana batubara yang dikenal dengan istilah Coal bed Methane. Gas Metana
batubara terbentuk ketika material organik terakumulasi, kemudian akibat
peningkatan sedimen diatasnya, peningkatan kedalaman pembebanan dan suhu,
menghasilkan perubahan kimia-fisika pada material organik yang ada
membentuk batubara dan pembentukan gas-gas dalam batubara seperti metana,
karbon dioksida, nitrogen dan air. Ketika panas dan tekanan meningkat,
kandungan karbon di dalam batubara juga meningkat. Secara umum, semakin
dalam dan tingginya peringkat batubara, gas metananya ikut meningkat.
Hasil pemboran pada sumur PS-01 hingga kedalaman 503,5 m di daerah
Pandan Sari, ditemukan 8 lapisan batubara yaitu seam O2U (4,53 m), O2L (2,25
m), O1U (1,3 m), O1L (0,8 m), O (3,5 m), N (1,07 m), MU (9,9 m) dan ML (0,9 m).
Lapisan batubara yang menjadi target pengukuran gas terdiri dari 5 lapisan yaitu
seam O (kedalaman 79,6 - 83,1 m), seam N (kedalaman 146,83 - 147,9 m),
seam MU (kedalaman 305,6 - 315,5 m) dan seam ML (kedalaman 327,85 -
328,75 m). Sedangkan untuk target perhitungan gas metana diambil pada
kedalaman di atas 300 m, yakni pada seam MU dan seam ML.
Sumber daya batubara daerah Pandan Sari berdasarkan titik pemboran
GMB PS-01 diperoleh sebesar 15.952.500 ton dengan sumber daya batubara
yang memiliki potensi gas metana berjumlah 2.914.075 (Scf) yang berasal dari 2
seam batubara (seam MU dan ML).