Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah sudah ditinggalkannya salah
satu objek wisata di kota Jakarta yaitu Kota Tua. Terdapat museum Fatahillah
yang merupakan bangunan tua yang ada di Jakarta. Dalam sebuah acara yaitu
Fiesta Fatahillah terdapat pertunjukan video mapping mengenai kebudayaan
Betawi yang diproduksi oleh PT. Sembilan Matahari. Tema dari Video Mapping
tersebut adalah mengembalikan Kota Tua menjadi kawasan untuk hidup, bekerja
dan rekreasi, dan menjadikan museum Fatahillah sebagai medianya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna denotatif, makna konotatif
dan mitos representasi kebudayaan Betawi dalam Video Mappng “Revitalisasi
Kota Tua Jakarta” yang unsur-unsur kebudayaannya sudah lama tetapi disajikan
kepada masyarakat dalam bentuk yang sangat modern. Objek penelitiannya adalah
Tari Topeng Betawi, Roti buaya khas Betawi, dan Ondel-ondel Betawi yang
terdapat pada video mapping “Revitalisasi Kota Tua Jakarta”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan
analisis semiotika Roland Barthes.
Hasil dari penelitian ini adalah penggabungan antara kebudayaan yang
telah lama ditinggalkan tetapi disajikan dalam bentuk yang modern yaitu video
mapping. Kebudayaan seperti Tari Topeng Betawi, Roti buaya khas Betawi, dan
Ondel-ondel Betawi di kehidupan sehari-hari dapat di nikmati pertunjukkannya
dengan seni grafis modern yang sesuai dengan bentuk asli dari objek-objek
tersebut.