The success of a learning process is determined by several factors. One of them is the learning strategy. Learning strategy is the effort made to achieve the objectives. Learning strategy can also be done in formal (schools), non-formal (pesantren), and informal (family) situations. The purpose of this study is to determine the learning strategies adopted by Pondok Qur'an Bandung, which include the content, stages, strategy, programs, and outcomes of learning at Pondok Tahfidzul Qur'an Bandung. The method of this study is a descriptive-qualitative. This method also accompanied by activities of discussion and analysis of data resulting conclusions and suggestions. The research found that the content of Tahfidzul Quran learning program in the Pondok Quran targeting students to memorize for one year. It is effective for 2 years. The first two months included two chapters (30, 29), the second two months included four chapters (28, 27, 26, 1), the third two months included 6 chapters (2, 3, 4, 5, 6, 7), the fourth two months included 8 chapters (8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15) and the fifth two months included 10 chapters (16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25). The stages of the learning strategies are carried out in three stages. First, the mushrifs gather the students and formed a small halqah, and initiate activities with basmalah and prayers, and then open the event with tausyiah for few minutes. Second, the core activity or presentation covers students performing to mushrifs their memorizing directly with the predetermined model. The new target is then deposited, by murojaah. Mushrifs correct students’ reading if there are mistakes. Third, the closing, mushrifs give tausyiah and lead a prayer. Advices and feedbacks are given so that students can be better in the next time. Tahfidzul Qur'an is good, which is the amount of memory that has been completed reaching 45.45% compared to 36.36% for Students learning out of the Pondok Quran in which their parents are not satisfied with the existing facilities and cannot survive with the program applied.
Kesuksesan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah usaha yang dibuat untuk tercapainya tujuan. Strategi pembelajaran juga bisa dilakukan baik di pendidikan formal (sekolah), pendidikan non formal (pesantren), dan informal (keluarga)Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan oleh Pondok Qur’an Bandung, yang melitupi : isi program pembelajaran, Tahapan-tahapan strategi pembelajaran yang diterapkan, hasil dari pembelajaran tahfidzul qur’an santri di Pondok Qur’an Ujungberung Bandung.Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini tidak hanya mengumpulkan data saja, akan tetapi disertai dengan kegiatan pembahasan dan analisis data sehingga menghasilkan kesimpulan dan saran-saran tindak lanjutnya.Hasil penelitian ditemukan bahwa : isi program pembelajaran tahfidzul qur’an di pondok qur’an adalah santri ditargetkan untuk menyelesaikan hafalannya selama satu tahun yang diefektifkan selama 2 tahun, dengan rincian sebagai berikut, dua bulan pertama 2 juz (30, 29), dua bulan kedua 4 juz (28, 27, 26, 1), dua bulan ketiga 6 juz (2, 3, 4, 5, 6, 7), dua bulan keempat 8 juz (8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15) dan dua bulan kelima 10 juz (16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25). Tahapan-tahapan strategi pembelajaran yang diterapkan dilakukan dalam 3 tahap yaitu pertama, kegiatan pendahuluan, musyrif mengumpulkan santri dan dibentuk halqah kecil, lalu mengawali kegiatan dengan bacaan basmalah dan doa, kemudian membuka kegiatan dengan tausyiah beberapa menit. Kedua, kegiatan inti atau penyajian, santri menyetorkan hafalannya kepada musyrif secara langsung dengan model setoran yang sudah ditentukan sebelumnya. setor hafalan baru, setor murojaah atau setor murojaah acak. Musyrif pun mengkoreksi bacaan santri apabila terdapat kekeliruan. Ketiga, kegiatan penutup, musyrif menutup kegiatan dengan tausyiah dan doa penutup. Serta memberikan saran-saran dan masukan agar santri bisa lebih baik lagi disetoran selanjutnya. Tahfidzul Qur’an cukup baik, yaitu jumlah yang sudah menyelesaikan hafalannya sebanyak 45,45% lebih banyak dari santri yang tidak mengikuti 36,36% karena keluar dari pondok quran disebabkan orang tua merasa tidak puas dengan fasilitas yang ada dan tidak bisa bertahan dengan program yang diterapkan.