Abstract:
Pengobatan diabetes melitus (DM) cukup kompleks, sehingga diperlukan
alternatif terapi untuk penderita diabetes. Alternatif pengobatan yang bisa
digunakan adalah tanaman obat tradisional. Salah satu tanaman obat tradisional
yang dapat digunakan sebagai obat antidiabetes adalah belimbing wuluh yang
mengandung flavonoid dan saponin sebagai zat antidiabetik. Tujuan penelitian ini
untuk menilai efek pemberian infusa buah belimbing wuluh dalam menurunkan
glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam post prandial (2PP).
Penelitian yang telah dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan
acak lengkap terhadap 28 ekor mencit galur Swiss Webster yang terbagi 4
kelompok: kelompok I (pakan standar, aloksan, akarbosa 0,13 mg), kelompok II,III
dan IV (pakan standar, aloksan, infusa buah belimbing wuluh 0,252 g/ 20 g BB,
0,504 g/ 20 g BB, dan 0,756 g/ 20 g BB). Pengukuran dilakukan setelah masa
adaptasi, setelah induksi aloksan dan setelah 7 hari perlakuan.
Hasil penelitian setelah dilakukan uji Anava dengan nilai signifikan < 0.05
(0.017 < 0.05), sehingga menunjukan bahwa infusa buah belimbing wuluh dosis
0,252 g/ 20 g BB, 0,504 g/ 20 g BB, dan 0,756 g/ 20 g BB menurunkan kadar GDP
dan 2PP secara signifikan. Uji lanjut Anava yaitu uji Duncan menunjukan bahwa
Infusa buah belimbing wuluh dosis 0,756 g/ 20 g BB dapat menurunkan glukosa
darah sebesar 123,33 sehingga merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar
GDP dan 2PP. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa infusa buah belimbing
wuluh dapat menurunkan kadar GDP dan 2PP.