dc.description.abstract |
Untuk pencapaian target produksi Batubara sebesar 1.000.000
ton/tahun, jalan angkut memberikan kontribusi yang besar bagi kelancaran
dalam operasi pengangkutan jika geometri jalan sesuai dengan dimensi alat
angkut yang digunakan. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan,
geometri jalan dinilai teramat sempit untuk pergerakan alat angkut dan dapat
membahayakan bagi pengguna jalan yang lain. Berdasarkan perhitungan
The American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO) Manual Rural High Way Design 1973, lebar minimum jalan
angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh Dump Truck Scania P420 yang
melintas adalah 9 meter untuk jalan lurus dan 14 meter untuk jalan tikungan
Kemiringan pada tikungan (Superelevasi) harus dibuat berkisar antara -
195,763 mm/m sampai 1,246 mm/m supaya alat angkut bisa melewati
tikunga dengan kecepatan maksimal. Berdasarkan lebar jalan yang dibuat,
cross slope yang harus dibuat yaitu sebesar 18,75 cm terhadap sisi jalan
agar badan jalan tidak digenangi oleh air. Daya dukung material yang ada
dapat diklasifikasikan bahwa material daya dukung tanah untuk jalan angkut
termasuk dalam kategori Compact gravel and boulder-gravel formation;very
compact sandy gravel yang memiliki daya dukung tanah sebesar 20.000 psf.
Dengan nilai daya dukung material sebesar 20.000 psf, maka dapat
menahan beban yang didistribusikan pada permukaan jalan sebesar
17.601,234 psf.
Untuk pendukung keamanan dan keselamtan kerja pada jalan angkut
maka dibuat jarak henti pada jalan lurus yaitu 18,458 sampai 21,690 meter
dan untuk jarak henti pada tikungan 8 sampai 20 meter. Untuk tanggul
pengaman (safety berm) perlu dibuat tingginya yaitu 0,571 meter.
Waktu tempuh dump truck Scania P420 bermuatan sebelum perbaikan
adalah 176,072 detik dan setelah dilakukan penurunan kemiringan jalan
angkut maka waktu tempuh dump truck bermuatan adalah 165,517 detik,
lebih cepat ± 11 detik. |
en_US |