Abstract:
Secara tradisional daun salam dan daun pepaya digunakan oleh masyarakat untuk
mengobati berbagai penyakit salah satunya adalah sebagai antidiare. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas dari ekstrak etanol daun
salam, daun pepaya, dan kombinasinya serta untuk mengetahui dosis yang paling
efektif sebagai antidiare pada mencit putih jantan galur Swiss Webster jantan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode proteksi
diare dan transit intestinal. Pada metode proteksi diare, digunakan minyak jarak
sebagai penyebab diare pada mencit yang diberikan sebanyak 0,75 ml. Mencit
dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol positif, kontrol negatif, pembanding,
ekstrak uji daun salam,ekstrak uji daun pepaya, dan ekstrak uji kombinasi. Ekstrak
disuspensikan dalam larutan CMC Na 1% b/v diberikan secara oral dengan dosis
ekstrak daun salam 20 mg/kg bb, ekstrak daun pepaya 35 mg/kg bb, dan ekstrak
kombinasi (1:1) pada kelompok uji, sedangkan larutan CMC 1% b/v diberikan
pada kelompok kontrol positif dan kontrol negatif dengan rute pemberian dan
volume yang sama. Tiga parameter yang dievaluasi yaitu berat feses, konsistensi
feses, dan frekuensi defekasi. Pada metode transit intestinal, digunakan norit 0,52
mg/kg bb sebagai marker. Diukur panjang usus yang dilalui norit mulai dari
pilorus sampai ujung akhir (berwarna hitam) dan panjang seluruh usus sampai
rektum. ANOVA dengan uji lanjut LSD digunakan untuk menganalisis berat
feses, konsistensi feses, frekuensi defekasi dan rasio usus mencit. Hasil penelitian
menunjukkan pada kedua metode uji antidiare, baik ekstrak etanol daun salam,
daun pepaya, maupun kombinasinya menunjukkan aktivitas antidiare yang
berbeda bermakna terhadap kontrol positif (p<0,05).