Abstract:
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau
lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi juga memiliki fungsi meningkatkan
reputasi, salah satunya meningkatkan reputasi kampus oleh pola komunikasi yang
dilakukan anggota Korps Protokoler Mahasiswa Unisba. Korps Protokoler mahasiswa
Unisba menjadi bagian penting dalam setiap event atau kegiatan yang
diselenggarakan oleh Unisba. Melalui pola komunikasi yang dilakukan oleh anggota
Korps Protokoler mahasiswa Unisba publik eksternal dan internal dapat menilai
reputasi yang dimiliki oleh Unisba. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui
bagaimana pola komunikasi yang terjadi di dalam tubuh Korps Protokoler mahasiswa
Unisba dalam meningkatkan reputasi kampus.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis secara sistematis data
faktual mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh anggota Korps Protokoler
mahasiswa Unisba, sehingga dapat mengambil kesimpulan yang relevan dengan
permasalahan pola komunikasi anggota Korps Protokoler mahasiswa Unisba, dengan
cara melakukan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan
kepada orang-orang yang berkaitan dengan dengan penelitian yaitu kasie, ketua,
anggota Korps Protokoler mahasiswa Unisba dan publik eksternal.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memperoleh bentuk
pola komunikasi yang dilakukan oleh anggota Korps Protokoler mahasiswa Unisba.
Diantaranya adalah cara berbicara, intonasi suara, gesture tubuh, kode yang
digunakan, cara berpakaian, cara menggunakan riasan, interaksi antar anggota dan
standar penanganan yang terjadi di lapangan dalam melaksanakan tugas. Cara
anggota berbicara dengan tamunya saat memberikan pelayanan dan mengarahkan
tamu, contohnya saat mengantarkan tamunya ke tempat duduk yang telah disediakan.
Intonasi suara yang digunakan oleh anggota tegas, santun, ramah tetapi tidak
merendah. Gesture tubuh yang anggota lakukan saat bertugas contohnya anggukan
kepala pada saat bertukar pandang dengan tamu atau jika tamu menanyakan suatu hal
juga menunjukkan ciri kesantunan seorang protokoler di hadapan para tamu.
Penggunaan komunikasi verbal yang tidak bisa selamanya digunakan saat
melaksanakan tugas, kode seperti gerakan mata, gerakan tangan dan genture tubuh
menjadi penunjang dalam pertukaran informasi di antara anggota Korps Protokoler
mahasiswa Unisba saat melaksanakan tugas. Cara berpakaian dan penggunaan riasan
anggota yang memiliki ciri khas dan menunjukkan kondisi mereka di saat bertugas
dan sebagai penunjang penampilan. Interaksi yang terjadi bukan hanya dalam
pelaksanaan tugas, tetapi terjadi juga di saat anggota melakukan evaluasi guna
mengetahui dan memperbaiki kekeliruan saat pelaksanaan tugas. Standar penanganan
anggota meliputi penanganan sebuah acara, standar dalam penyusunan acara, dan
standar penyusunan tata tempat (preseance).