Universitas Islam Bandung Repository

Kewenangan YKCI Memungut Royalti Dari Layanan Nada Sambung Pribadi (NSP) Kepada Operator Telepon Seluler Dihubungkan Dengan Hak Eksklusif Pencipta Ditinjau Dari Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002

Show simple item record

dc.contributor.author Hidayat, Firman
dc.date.accessioned 2016-04-28T03:14:47Z
dc.date.available 2016-04-28T03:14:47Z
dc.date.issued 2009
dc.identifier.uri
dc.description.abstract Kemajuan teknologi mempunyai dampak sosial yang sangat besar, tidak terkecuali pada dunia industri musik, saat ini ditemukan inovasi layanan nada sambung pribadi dimana pelanggan dimungkinkan mengganti nada sambung biasa pada telepon selularnya dengan berbagai nada musik (pop, dangdut, tradisional, religi, jazz dan rock), sehingga siapapun yang menelpon akan bisa mendengarkan lagu-lagu menarik saat menunggu telepon di angkat Dengan adanya teknologi ini maka kebutuhan masyarakat akan musik menjadi meningkat dan pada akhirnya para pencipta lagu dapat meningkatkan taraf kehidupannya lewat pembayaran royalti. Namun pada perakteknya para pencipta lagu tidak memimati keuntungan dari teknologi nada sambung pribadi karena pihak industri rekaman beranggapan bahwa pencipta lagu tidak mempunyai hak ekonomi dari setiap penyuaraan lagu yang diciptakannya lewat teknologi nada sambung pribadi karena master rekaman yang dipakai dalam teknologi nada sambung pribadi adalah mink industri rekaman, sedangkan YKCI (Yayasan Karya Cipta Indonesia)beranggapan bahwa para pencipta lagu masih memiliki hak ekonomi dari setiap lagu ciptaannya yang diputar lewat teknologi nada sambung pribadi karena teknologi tersebut adalah tindakan dari pengumuman sedangkan industri rekaman musik sebagai produser rekaman suara hanya memiliki hak memperbanyak saja. Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu mengkaji data yang berhubungan dengan hak cipta khususnya undang undang hak cipta no 19 tahun 2002, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:300/Pdt.G/2007/Pnikt.Sel yang selanjutnya data tersebut dianalisa. Spesifikasi penelitian dilakukan secara deskriptif normatif, menggambarkan ketentuanketentuan yang berlaku dan dihubungkan dengan teori-teori hukum mengenai hak cipta kemudian dihungkan dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:300/Pa G/2007/Pnikt.Sel. Teknik pengumpula.n data berupa studi kepustakaan (library Research).Analisis data dipakai analisis kualitatif dengan mengunakan metode deduktif-induktif yaitu hal-hal yang bersifat umum mengarah pada hal-hal yang bersifat khusus. Berdasarkan analisa didalam bab bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sementara bahwa menyuarakan lagu dalam teknologi nada sambung pribadi merupakan perbuatan pengumuman suatu ciptaan ditinjau dari Undangundang hak cipta no 19 tahun 2002 sehingga pencipta lagu masih memiliki hak untuk mendapatkan royalti dari setiap pengumumannya.YKCI sebagai pemegang kuasa pencipta lagu untuk memungut royalti pengumuman biasa berlaku pada mekanisme nada -sambung pribadi selama lagu yang dieperdengarkan melalui nada satnbun_g pribadi sudah dikuasakan pada YKCI. en_US
dc.publisher Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung (UNISBA) en_US
dc.subject YKCI en_US
dc.title Kewenangan YKCI Memungut Royalti Dari Layanan Nada Sambung Pribadi (NSP) Kepada Operator Telepon Seluler Dihubungkan Dengan Hak Eksklusif Pencipta Ditinjau Dari Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account