Abstract:
Prediksi financial distress adalah analisis yang sangat penting bagi
perusahaan. Melalui analisis ini, perusahaan dapat melihat posisi keuangan apakah
perusahaan dalam keadaan financial distress (kesulitan keuangan) yang berpotensi
pada kebangkrutan atau tidak. Perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja
keuangan untuk memprediksi posisi keuangan sejak dini. Apabila penilaian
tersebut menyatakan perusahaan akan mengalami kebangkrutan di masa yang
akan datang, maka perusahaan bisa melakukan perbaikan kinerja sejak awal agar
perusahaan tidak benar-benar mengalami kebangkrutan. Terutama pada sektor
perbankan yang dalam kegiatannya berhubungan langsung dengan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis potensi
financial distress pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi financial distress pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2013 menggunakan metode
Altman Z-Score dengan empat rasio yang digunakan yaitu, working capital to
total assets, retained earning to total assets, EBIT to total assets dan book value
of equity to book value of debt.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitif, sumber data berupa
laporan keuangan triwulan masing-masing bank, dan teknik analisis data
menggunakan model diskriminan Altman yang diperuntukkan bagi perusahaan
non manufaktur dengan formula Z = 6.56X1+ 3.26X2+6.72X3+1.05X4. Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia. Sampel yang
digunakan yaitu 6 BUS yang pada tahun 2009 telah berdiri yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Rakyat
Indonesia Syariah, Bukopin Syariah dan Panin Syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel menghasilkan nilai zscore
lebih dari 2,6 yang termasuk indikator safe zone. Akan tetapi secara
keseluruhan hasil perhitungan pada 6 BUS tersebut menunjukkan hasil yang
fluktuatif dan cenderung menurun, selain itu hanya terdapat 2 bank yang pada
akhir periode perhitungan mengalami peningkatan yaitu Bank Mega Syariah dan
Panin Syariah. Hal ini perlu menjadi perhatian pihak terkait sebagai bahan
evaluasi untuk mengawasi kinerja keuangan perusahaan dan selalu berhati-hati
dengan gejala terjadinya financial distress.