Abstract:
Profesi Sales Promotion Girls (SPG) pada beberapa pandangan merupakan
profesi yang hanya digeluti oleh wanita-wanita cantik, tinggi, menarik, sexy, dan
menggoda. Dengan adanya seorang SPG pada suatu produk biasanya dapat
menambah daya jual produk tersebut untuk dapat menarik minat konsumen. Hal
ini didasarkan pada penampilan pertama yang di tunjukkan oleh SPG dengan
penampilan fisik yang memang biasanya menarik. Penampilan fisik yang menarik
biasanya lebih diprioritaskan pada seorang SPG yang memiliki kriteria wajah
yang cantik dan juga tubuh yang sexy. Setelah melihat penampilan SPG dan
penawarannya yang menarik, biasanya calon pembeli berpikir untuk mencoba
produk atau sekedar menerima sampel/brosur yang disodorkan oleh SPG. Sampel
atau brosur inilah yang kemudian menjadi sebuah awal jembatan adanya
komunikasi antara SPG dengan calon pembeli.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panggung depan (front
page) atau panggung belakang (back stage) dari seorang sales promotion girls.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan studi dramaturgi. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap subjek penelitian, serta
melakukan observasi langsung terhadap subjek.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kehidupan seorang sales
promotion girls merupakan satu topik utama yang dibicarakan di masyarakat yang
awam dengan pekerjaan ini dan menimbulkan asumsi yang negatif. Ada sebagian
seorang SPG yang berperilaku keluar dari aturan atau norma-norma yang
bertentangan di masyarakat kita, baik itu secara sosial, budaya, maupun agama, di
sini ia memakai pakaian yang begitu senonoh yang apabila dilihat masyarakat luar
akan memberikan kesan negatif bagi pencitraan dirinya. Semuanya ia lakukan
karena menuntut keprofesionalan pekerjaannya dan yang tidak lain karena
kebutuhan financial atau kebutuhan materi. Akan tetapi, kita sebagai penonton
tidak bisa memandang sebelah mata terhadap seorang SPG tersebut.
Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya masyarakat agar tidak mudah
untuk menilai seseorang. Khalayak tidak bisa menyimpulkan segala sesuatu
dengan kasat mata tanpa mengetahui benar-benar bagaimana keseharian orang itu
di belakang layar, karena bisa saja apa yang dilakukan di depan layar dikarenakan
tuntutan profesi bukan karena ia yang sebenarnya.