Abstract:
Kelompok teman sebaya yang berperilaku positif biasanya lebih berorientasi pada
kegiatan belajar, seperti berdiskusi, mengerjakan tugas bersama-sama, kerja
kelompok, menegur temannya yang malas belajar. Sedangkan kelompok teman
sebaya yang berperilaku negatif biasanya tidak berorientasi pada kegiatan belajar,
seperti sering bolos, tidak mengerjakan tugas, tidak aktif dalam diskusi di kelas,
mengerjakan PR di sekolah, dan sering datang terlambat. perilaku yang negatif ini
biasanya dilakukan oleh teman yang bermasalah, dimana perilaku tersebut dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, seperti mencontek, menunda pekerjaan,
tidak tekun dalam mengerjakan tugas.
Tujuan penelitian Ini untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara peran
teman sebaya dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMPN 35 Bandung.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peran Teman Sebaya dari
Shaffer dan konsep Motivasi Belajar dari Gage dan Berliner. Metode penelitian
ini yang digunakan adalah metode korelasional. Subjek penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas VIII di SMP Negeri 35 Bandung yang memiliki nilai dibawah
rata-rata sebanyak 119 orang (39%) dari 299 siswa. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur peran kelompok teman sebaya dari Shaffer dan Motivasi Belajar
dari Gage dan Berliner berupa kuesioner.
Hipotesis penelitian yang diajukan Ada hubungan yang erat antara peran teman
sebaya yang bermasalah dengan motivasi belajar siswa kelasVIII SMP N 35
Bandung.
Teknik analisis menggunakan perhitungan koefisien korelasi dari Rank Spearman.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data diperoleh rs= 0. 732, artinya terdapat
hubungan yang tinggi antara peran teman sebaya dengan motivasi belajar siswa
kelas VIII di SMP Negeri 35 Bandung.