Abstract:
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut tidak
hanya terjadi di kalangan tenaga medis profesional, namun juga pada mahasiswa
kesehatan baik dari fakultas kedokteran maupun keperawatan. Berdasarkan data
dari Global Health Proffesion Student Survey (GHPSS) tahun 2013, jumlah
perokok di kalangan mahasiswa fakultas kedokteran Indonesia meningkat sebesar
10% dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Survey juga menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa kedokteran tersebut tidak memiliki niat untuk berhenti
merokok dan berkeinginan untuk tetap mempertahankan perilaku merokoknya.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah perilaku
merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti menemukan bahwa masih terdapat keinginan yang kuat dari
mahasiswa kedokteran Unisba untuk mempertahankan perilaku merokoknya
meskipun mereka sudah mengetahui dampak negatif rokok terhadap kesehatan
dan mendapat dorongan dari berbagai pihak untuk menghentikan perilaku
merokoknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai
intensi merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba beserta gambaran
mengenai masing – masing determinan intensi dalam membentuk intensi merokok
tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
disusun berdasarkan theory of planned behavior. Data yang diperoleh diolah dan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas
Kedokteran Unisba yakni sebanyak 83,33% masih memiliki intensi yang kuat
untuk merokok. Intensi tersebut dibentuk oleh ketiga variabel determinan
pembentuk intensi yakni attitude toward behavior, subjective norm, dan perceived
behavioral control. Ketiga variabel tersebut secara bersama – sama memberikan
kontribusi dalam pembentukan intensi sebesar 71,2% .