Abstract:
Sikap terhadap Cybersex berbeda-beda, sebagian orang ada yang menyatakan pro
dan kontra terhadap Cybersex. Pada penelitian ini remaja akhir yang pro melakukan
Cybersex yaitu remaja yang melakukan chat sex, mengirim gambar porno, melakukan
percakapan ditelefon dengan menggunakan kata-kata sensual, melakukan aktivitas video
call seolah-olah saling bertatap muka langsung, mengakses cerita-cerita dewasa, melihat
gambar porno, dan melihat video porno, sedikitnya selama seminggu melakukan selama 1
jam dan terkadang diikuti dengan masturbasi. Perilaku Cybersex yang dilakukan oleh
remaja menurut teori Rosenberg dapat timbul karenakan adanya evaluasi yang dilakukan
seseorang baik dalam cara positif maupun negatif terhadap suatu objek khusus yaitu diri
untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya, hal ini dapat menyebabkan munculnya
perasaan tidak terpuaskan dan dirugikan yang dihasilkan dari kesenjangan antara
hubungan sosial yang diinginkan dan hubungan sosial yang dimiliki yang menimbulkan
perasaan kesepian (loneliness) (Perlman & Peplau dalam Dane, Deaux, & Wrightsman,
1993).
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui
keeratan hubungan Self Esteem dan Loneliness pada remaja akhir pelaku Cybersex di
Bandung. Subjek penelitian sebanyak 77 orang. Alat ukur yang di gunakan adalah
Rosenberg Self Esteem Scale dan UCLA Loneliness Scale. Data diperoleh dari
penyebaran kuisioner secara langsung. Nilai koefisien korelasi antara Self Esteem dan
Loneliness adalah -0,519. Hasil penelitian menunjukkan 66 orang (85,71%) memiliki Self
Esteem rendah dan 11 orang (14,29%) memiliki Self Esteem tinggi. Terdapat 42 orang
(54,55%) remaja memiliki Loneliness tinggi dan 35 orang (45,45%) memiliki Loneliness
rendah. Hasil korelasi antara aspek Physical Self Esteem berada pada nilai -0,354, Social
Self Esteem berada pada nilai -0,345, dan Performance Self Esteem berada pada nilai-
0,445.