Based on Law Number 40 of 2007 on Limited Liability Company, the merger between PT BPRS Salman and BPRS Al Salaam has not yet fully comply with the rules. Despite that case, the shareholders and the Bank Indonesia anticipated it by adjusting the merger minutes with the applicable rules. The level of financing problems in BPRS Al Salaam branch of Bandung after the implementation of the merger was plummeted from 70% to 1.29% in December 2013. This was caused by two factors. First, the HR was increased; and second, their performance improved. The impact of the implementation of the merger of the two banks on the level of financing problems is positive. They have become capable of managing liquidity risk to be more flexible, lowering the NPF ratio (financing problems) significantly, and achieving excellence in the competitive power market. It then enlarged profit margin or financing channeled SRB Al Salaam Branch Bandung.Pelaksanaan Merger Antara BPRS Salman Dengan BPRS Al Salaam dalam perspektif UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas belum sepenuhnya sesuai dengan aturan mekanisme yang berlaku. Kendati demikuan, pihak pemegang saham dan Bank Indonesia mensiasati dengan menyusun berita acara yang disesuaikan mekanismenya dengan aturan yang berlaku. Tingkat pembiayaan bermasalah di BPRS Al Salaam Cabang Bandung setelah pelaksanaan merger antara BPRS Salman dengan BPRS Al Salaam menurun drastis dari 70% sampai 1,29% pada periode Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu bertambahnya SDM dan adanyanya perbaikan kinerja. Dampak pelaksanaan merger antara BPRS Salman dengan BPRS Al Salaam terhadap tingkat pembiayaan bermasalah di BPRS Al Salaam Cabang Bandung berdampak positif diantaranya dapat memanage risiko likuiditas dengan lebih fleksibel, penurunan rasio NPF (pembiayaan bermasalah) secara signifikan, dan Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan, yang kemudian dapat memperbesar margin atau laba dari pembiayaan yang disalurkan BPRS Al Salaam Cabang Bandung.