dc.description.abstract |
Sesuatu yang berharga itu adalah hati. Oleh karenanya hati harus dijaga dan dipelihara agar menjadi hati yang bersih atau sebagaimana diistilahkan dalam Al qur’an yaitu Qalbun Salim. Untuk mendekatkan hati kepada Allah menuju Qalbun Salim, banyak sekali rintangan dan penghalangnya. Karena syaithan tidak pernah ridha bila manusia menjadi hamba Allah yang suci dan bersih. makna qalbun salim dalam QS Asy-Syu’araa: 87-89, yaitu hati yang terletak di dalam dada sebelah kiri yang dapat menyelamatkan manusia pada hari kebangkitan kelak. Dimana hati yang selamat itu yakni hati yang bersih dari segala noda dosa berupa kemusyrikan, kecintaan terhadap duniawi, sikap pamrih dan kedurhakaan serta kemurnian jiwanya dan memiliki kebagusan i’tiqadnya dalam setiap melakukan kebaikan. Sejak lahir manusia telah membawa fitrahnya masing-masing, berupa keyakinan Tauhid (ke Esaan Allah). Keyakinan tersebut terletak dalam hati setiap manusia. Dimana apabila keyakinan tersebut senantiasa dipelihara sejak dini, maka keyakinan tersebut akan semakin tertanam kuat dalam jiwa seseorang. Hal tersebut tidaklah luput dari suatu pembinaan, yaitu berupa pembinaan aqidah. Keyakinan tersebut tidaklah otomatis berkembang melainkan tergantung pada manusia itu sendiri dan peran utama kedua orang tuanya yang berkewajiban memberikan pembinaan aqidah. Untuk itu pembinaan aqidah mempunyai peranan yang penting agar menjadi landasan bagi manusia dalam mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh, selaras dengan tujuan penciptaannya. |
en_US |