Abstract.Communication is a symbolic activity, communication activity is using meaningfull symbol changed into words (verbal) to write or say, also as symbol (non-verbal) to demonstrate. Communication symbol can be an action and human activity or object appearance represented particular meaning. Jaipong, a dance formed by exploration process of move formalized into the form of ‘originality’ and ‘indifiduality’. The most important part of Jaipong is the dancer who would willingly change their habit, from soft-hearted (shackled) women to an actractive one. The research of this thesis is about the image of contemporary Sundanesse women constructed in Gondo Art Production dance academy in the dance of JaipongGayana. Using qualitative and Roland Barthes’ semiotics aprroachmethode, writer try to research the image of contemporary Sundanesse women trough denotation, conotation and myth aspects. By deep interview to the related side of this Jaipong dance, the writer collect the reasearch data then connect it to the referential book. The writer result in this research is representation of the image of contemporary Sundanesse women in denotation it is divided into three; Clothes, moves and song lyric interpreted the image of contemporary Sundanesse women are cheerful, brave, glamorous,dynamic, masculine, full of confidence, optimistic, and mature. In conotation, contempararySundanesse women are atractive, brave without losing their elegance, and loving of Sundanesse culture. Meanwhile in myth the image of contemporearySundanesse women based on JaipongGayana dance are beautiful, atractive, dressed good, smart, daekan (hard worker), and always think ahead.Abstrak.Komunikasi merupakan aktivitas simbolis karena aktivitas berkomunikasi menggunakan simbol-simbol bermakna yang diubah ke dalam kata-kata (verbal) untuk ditulis atau diucapkan, atau simbol (nonverbal) untuk diperagakan. Simbol komunikasi dapat berupa tindakan dan aktivitas manusia, atau tampilan objek yang mewakili makna tertentu. Jaipong merupakan bentuk tarian dari proses penjelajahan gerak yang diformalisasikan ke bentuk tema ‘orisinalitas’ dan ‘individualitas’. Faktor yang paling penting dari tarian Jaipong adalah para penarinya harus memiliki keikhlasan mengganti kebiasaan, dari sifat yang halus (terbelenggu) menjadi atraktif.Penelitian ini meneliti tentang citra perempuan sunda kontemporer yang dikonstruksi dalam klinik tari Gondo Art Production pada tari Jaipong Gayana. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan semiotika Roland Barthes, penulis berusaha meneliti citra perempuan sunda kontemporer melalui aspek denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam kepada pihak yang terkait di bidang seni tari jaipong. Kemudian penulispun mengaitkan dengan referensi buku-buku acuan.Hasil analisis penulis, makna citra perempuan Sunda kontemporer terbagi pada tiga bagian secara denotasi yaitu, busana, gerak, dan lirik lagu yang kemudian diartikan bahwa citra perempuan Sunda kontemporer adalah ceria, pemberani, glamour, dinamis, maskulin, penuh percaya diri, optimis dan dewasa. Secara konotasi berarti bahwa perempuan Sunda kontemporer itu atraktif, pemberani tanpa kehilangan keanggunannya, dan tetap mencintai budaya Sunda. Sementara secara mitos, citra perempuan Sunda kontemporer mengacu pada tari Jaipong Gayana adalah cantik menarik, cerdas, pekerja keras, dan berpikiran maju.
Komunikasi merupakan aktivitas simbolis karena aktivitas berkomunikasi menggunakan simbol-simbol bermakna yang diubah ke dalam kata-kata (verbal) untuk ditulis atau diucapkan, atau simbol (nonverbal) untuk diperagakan. Simbol komunikasi dapat berupa tindakan dan aktivitas manusia, atau tampilan objek yang mewakili makna tertentu. Jaipong merupakan bentuk tarian dari proses penjelajahan gerak yang diformalisasikan ke bentuk tema ‘orisinalitas’ dan ‘individualitas’. Faktor yang paling penting dari tarian Jaipong adalah para penarinya harus memiliki keikhlasan mengganti kebiasaan, dari sifat yang halus (terbelenggu) menjadi atraktif.Penelitian ini meneliti tentang citra perempuan sunda kontemporer yang dikonstruksi dalam klinik tari Gondo Art Production pada tari Jaipong Gayana. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan semiotika Roland Barthes, penulis berusaha meneliti citra perempuan sunda kontemporer melalui aspek denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam kepada pihak yang terkait di bidang seni tari jaipong. Kemudian penulispun mengaitkan dengan referensi buku-buku acuan.Hasil analisis penulis, makna citra perempuan Sunda kontemporer terbagi pada tiga bagian secara denotasi yaitu, busana, gerak, dan lirik lagu yang kemudian diartikan bahwa citra perempuan Sunda kontemporer adalah ceria, pemberani, glamour, dinamis, maskulin, penuh percaya diri, optimis dan dewasa. Secara konotasi berarti bahwa perempuan Sunda kontemporer itu atraktif, pemberani tanpa kehilangan keanggunannya, dan tetap mencintai budaya Sunda. Sementara secara mitos, citra perempuan Sunda kontemporer mengacu pada tari Jaipong Gayana adalah cantik menarik, cerdas, pekerja keras, dan berpikiran maju.