Maintenance of cultural ethnic identity is crucial that culture is not eroded or lost, but the maintenance of ethnic cultural identity is usually only on the first-generation immigrants minang in research that parents nomads minang. This is because psychologically they still have the emotional closeness and have experience with the culture of origin. While they are second generation immigrants minang children were born and raised on the shoreline rarely interact with the culture of origin and some even did not ever know him. Thus the parents was instrumental in shaping the ethnic identity of children, so that children know their ethnic identity as the Minangkabau. Activity nomads minang parents against children is closely associated with the research "communication patterns nomads minang parents in shaping the culture of Minangkabau ethnic identity of the child". The purpose of this study was to determine the communication patterns of parents of children minang nomads in ethnic identity formation Minangkabau culture. This study used qualitative methods to approach symbolic interaction. Collecting data in enelitian done by observation, interview and documentation. Results of this study indicate that parents nomads minang establish ethnic cultural identity of the child by setting up the symbols of verbal and non-verbal concerning Minangkabau culture. Verbal symbols as communicate using language minang with children, non-verbal symbols is to play the songs Minang, Minangkabau typical cooking to children and invite children to visit my hometown.
Pemeliharaan identitas etnik kebudayaan merupakan hal yang sangat krusial agar kebudayaan tidak terkikis bahkan hilang, namun peneliharaan identitas etnik kebudayaan biasanya hanya berada pada generasi pertama perantau minang dalam penelitian yaitu orang tua perantau minang. Hal tersebut karena secara psikologis mereka masih memiliki kedekatan emosional dan memiliki pengalaman dengan kebudayaan asal. Sedangkan generasi ke dua mereka yaitu anak perantau minang yang dilahirkan dan dibesarkan di rantau jarang berinteraksi dengan kebudayaan asal bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mengenalnya. Maka dari itu orang tua sangat berperan dalam membentuk identitas etnik anak, agar anak mengetahui identitas etnik mereka sebagai orang minangkabau. Aktifitas orang tua perantau minang terhadap anak sangat erat kaitannya dengan penelitian “pola komunikasi orang tua perantau minang dalam membentuk identitas etnik kebudayaan minangkabau terhadap anak”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pola komunikasi orang tua perantau minang terhadap anak dalam pembentukan identitas etnik kebudayaan Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik. Pengumpulan data dalam enelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua perantau minang membentuk identitas etnik kebudayaan terhadap anak dengan cara membentuk simbol-simbol verbal dan non verbal mengenai kebudayaan minangkabau. Simbol verbal seperti berkomunikasi menggunakan bahasa minang dengan anak, simbol non verbal adalah dengan cara memperdengarkan lagu minang, memasak masakan khas minangkabau kepada anak dan mengajak anak berkunjung ke kampung halaman.