Abstract. Leucorrhea is a genital disorder symptoms experienced by women, marked by a white-yellow discharge or grey-white from the vaginal canal. Various organisms considered to play role including bacteria, fungi, and parasites. One of the fungi that cause vaginal discharge is Candida albicans. Citronella oil (CO) is known to have activity to inhibit the growth of Candida albicans. Pharmaceutical form that suitable for the use feminine area is liquid soap. This research aimed to make liquid soap preparation for female that contain citronella oil which had antifungal activity to Candida albicans. Candida albicans growth inhibition activity obtained using antifungal activity test, then performed a liquid soap formulations containing citronella oil. Evaluation of the final dosage including physical stability test, antifungal activity test using agar diffusion method and contact time. The result of antifungal activity at 1% concentration of citronella oil provided inhibitory diameter of 1.31 mm. Liquid soap formula that fulfilled pharmaceutical requirement and quality based on SNI rules on liquid soap was formula which containing 3% TEA and 5% Cocamidopropyl betaine, 20% polyethylene glycol-400, 10% Propylenglicol, 1.4% lactic acid, 0,2% Na benzoate, 0.1% disodium EDTA and distilled water ad 100%. Based on the end of preparation activity test, the test gave inhibitory activity as 1.82 mm and had contact time for 90 seconds.Abstrak. Keputihan merupakan suatu gejala gangguan genital yang dialami oleh wanita, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih kuning atau putih kelabu dari saluran vagina. Berbagai organisme dianggap berperan termasuk bakteri, fungi, dan parasit. Salah satu fungi yang sering menganggu Candida albicans. Diketahui minyak serai wangi memilikiki aktivitas penghambatan pertumbuhan terhadap Candida albicans. Bentuk sediaan farmasi yang cocok untuk digunakan dan bersifat lokal adalah sabun cair yang dapat digunakan pada vagina. Belum ada sebelumnya yang membuat sabun cair yang membuat sabun cair dari bahan aktif minyak serai wangi, maka dari itu penulis membuat sediaan sabun cair yang berbahan aktif minyak serai wangi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun cair yang mengandung minyak serai wangi yang memiliki aktivitas antifungi. Penghambatan aktivitas pertumbuhan Candida albicans diperoleh dengan menggunakan pengujian aktivitas antijamur, selanjutnya dilakukan formulasi sediaan sabun cair yang mengandung minyak serai wangi. Kemudian evaluasi sediaan akhir meliputi uji stabilitas fisik dan uji aktivitas dengan metode difusi agar dan waktu kontak. Hasil penelitian pengujian aktivitas antijamur memiliki nilai pada konsentrasi 1% dengan diameter hambat 1,31 mm. Formula sabun cair yang memenuhi persyaratan farmasetika dan kualitas berdasarkan peraturan SNI sabun cair adalah formula yang mengandung TEA 3%, dan Cocamidopropyl betaine 5%, Polytilen glycol-400 20%, Polyelilenglikol 10%, asam laktat 1,4%, Na benzoate 0,2%, EDTA 0,1% dan aquadest ad 100%. Berdasarkan uji aktivitas akhir sediaan uji memberikan hambat 1,82 mm dan memiliki aktivitas waktu kontak 90 detik.
Keputihan merupakan suatu gejala gangguan genital yang dialami oleh wanita, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih kuning atau putih kelabu dari saluran vagina. Berbagai organisme dianggap berperan termasuk bakteri, fungi, dan parasit. Salah satu fungi yang sering menganggu Candida albicans. Diketahui minyak serai wangi memilikiki aktivitas penghambatan pertumbuhan terhadap Candida albicans. Bentuk sediaan farmasi yang cocok untuk digunakan dan bersifat lokal adalah sabun cair yang dapat digunakan pada vagina. Belum ada sebelumnya yang membuat sabun cair yang membuat sabun cair dari bahan aktif minyak serai wangi, maka dari itu penulis membuat sediaan sabun cair yang berbahan aktif minyak serai wangi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun cair yang mengandung minyak serai wangi yang memiliki aktivitas antifungi. Penghambatan aktivitas pertumbuhan Candida albicans diperoleh dengan menggunakan pengujian aktivitas antijamur, selanjutnya dilakukan formulasi sediaan sabun cair yang mengandung minyak serai wangi. Kemudian evaluasi sediaan akhir meliputi uji stabilitas fisik dan uji aktivitas dengan metode difusi agar dan waktu kontak. Hasil penelitian pengujian aktivitas antijamur memiliki nilai pada konsentrasi 1% dengan diameter hambat 1,31 mm. Formula sabun cair yang memenuhi persyaratan farmasetika dan kualitas berdasarkan peraturan SNI sabun cair adalah formula yang mengandung TEA 3%, dan Cocamidopropyl betaine 5%, Polytilen glycol-400 20%, Polyelilenglikol 10%, asam laktat 1,4%, Na benzoate 0,2%, EDTA 0,1% dan aquadest ad 100%. Berdasarkan uji aktivitas akhir sediaan uji memberikan hambat 1,82 mm dan memiliki aktivitas waktu kontak 90 detik.