Abstract:
Studi Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) di Kabupaten Banjar ini ditentukan
dari penetapan RTRW Kabupaten Banjar mengenai industri rumah tangga
kerajinan Airguci yaitu di Kecamatan Martapura Timur, tepatnya di Desa Mekar
dan Desa Melayu Ulu. Penelitian ini berangkat dari asumsi awal bahwa tidak ada
perencanaan yang seimbang dalam pembangunan bagi wilayah perkotaan
maupun wilayah perdesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, untuk
mengembangkan ekonomi lokal kerajinan Airguci berdasarkan potensi
permasalahan, peluang dan ancaman dalam rangka meningkatkan ekonomi
masyarakat desa, kedua meningkatkan hubungan saling mendukung (interaksi)
antara desa dan kota dalam upaya mengurangi ketimpangan antar wilayah.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kombinasi, metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Sumber data berasal dari survey primer dan sekunder. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis Berlian Porter,
analisis SWOT, dan analisis gravitasi interaksi desa-kota. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi PEL di kawasan sentra Airguci belum
berkembang dan masih merupakan sebagai kegiatan usaha sampingan.
Masyarakat terutama kaum perempuan terlibat secara aktif dalam kegiatan
usaha ini. Namun sayangnya, melihat kondisi eksisting di kawasan sentra Airguci
yang belum didukung oleh infrastruktur seperti jalan yang baik serta
kelembagaan yang belum berjalan untuk dibentuknya kelompok usaha agar
kegiatan usaha kerajinan Airguci ini dapat terus bertahan. Sehingga banyak
kaum perempuan yang telah menikah, pindah ke luar dari desa. Masih banyak
yang memilih pekerjaan di kota. Faktor-faktor yang menjadi pendorong sekaligus
penghambat pelaksanaan PEL di kawasan Sentra Airguci antara lain: SDM,
permodalan, pemasaran dan kelembagaan. Dampak ekonomi dari pelaksanaan
PEL di kawasan Sentra Airguci, yaitu terjadinya membantu menambah
pendapatan masyarakat sekitar dan pengurangan pengangguran ketika belum
tiba musim panen.