The odds ratio is widely used to compute a measure of association between two independent samples. Maximum Likelihood Estimation (MLE) is a usual estimator for odds ratio. However, MLE has the disadvantage when dealing with rare events. Morover, if the number of success is equal to zero, then odds ratio with MLE not laid between 0 and infinite. This paper discussed about a methods for odds ratios estimation in rare events such as, Modified Maximum Likelihood Estimator (MMLE) and Modified Median Unbiased Estimator (MMUE) method. Simulation with 5.000 replications is used to evaluate efficiency of methods with Estimated Relative Error as a criterion. Then, the most efficient method is used in real data about influence of Therapeutic Exercise Walking on quality of sleep of client Chronic Obstructive Lung Desease. Evaluation showed that MMLE is rather well than MMUE with contains 53% smallest ERE. Odds ratio of sleep quality with MMLE is 22,73. Rasio odds sering digunakan untuk mengukur asosiasi antara dua sampel yang saling bebas. Penduga Kemungkinan Maksimum (PKM) lazim digunakan dalam menduga harga rasio odds. Akan tetapi, PKM memiliki kelemahan apabila dihadapkan pada persoalan kejadian jarang. Lebih lagi, jika jumlah kejadian sukses pada salah satu kelompok sama dengan nol, maka dugaan bagi rasio odds tidak berada pada rentang 0 dan takhingga. Makalah ini membahas metode penduga rasio odds pada kasus dengan kejadian jarang, yakni metode Penduga Kemungkinan Maksimum Termodifikasi (PKMT) dan Penduga Median Takbias Termodifikasi (PMTT). Untuk mengevalusi efisiensi dari kedua metode tersebut dilakukan simulasi sebanyak 5.000 kali ulangan dengan menggunakan kriteria Estimated Relative Error (ERE). Kemudian, metode terefisien digunakan untuk menghitung rasio odds hasil penelitian Flowerenty (2015) tentang pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap kualitas tidur klien Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Hasil evaluasi menunjukkan Metode PKMT memiliki efisiensi yang sedikit lebih baik yaitu dengan ERE terkecil sebanyak 53%. Rasio odds kualitas tidur dengan Metode PKMT yaitu 22,73.
Rasio odds sering digunakan untuk mengukur asosiasi antara dua sampel yang saling bebas. Penduga Kemungkinan Maksimum (PKM) lazim digunakan dalam menduga harga rasio odds. Akan tetapi, PKM memiliki kelemahan apabila dihadapkan pada persoalan kejadian jarang. Lebih lagi, jika jumlah kejadian sukses pada salah satu kelompok sama dengan nol, maka dugaan bagi rasio odds tidak berada pada rentang 0 dan takhingga. Makalah ini membahas metode penduga rasio odds pada kasus dengan kejadian jarang, yakni metode Penduga Kemungkinan Maksimum Termodifikasi (PKMT) dan Penduga Median Takbias Termodifikasi (PMTT). Untuk mengevalusi efisiensi dari kedua metode tersebut dilakukan simulasi sebanyak 5.000 kali ulangan dengan menggunakan kriteria Estimated Relative Error (ERE). Kemudian, metode terefisien digunakan untuk menghitung rasio odds hasil penelitian Flowerenty (2015) tentang pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap kualitas tidur klien Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Hasil evaluasi menunjukkan Metode PKMT memiliki efisiensi yang sedikit lebih baik yaitu dengan ERE terkecil sebanyak 53%. Rasio odds kualitas tidur dengan Metode PKMT yaitu 22,73.