Abstract. Medical education is an education with a high level of stressor which can cause students to get depressed. The way to avoid this problem is by coping mechanism, one of which is by tahajud prayer. This study aims to study the effect of intensity tahajud prayer againts depression levels in FK UNISBA third-year academic of 2017/2018 students. The design of this study was observational analytic with cross sectional method, the sampling technique used total sampling, data collection using the tahajud prayer questionnaire and the DASS questionnaire. The hypothesis test used is spearman correlation. The results of the study of 168 respondents, there were 47.61% of students with a low level of intensity, a description of the level of depression found 9.52 %% of students experienced mild depression. The results of the hypothesis test showed a correlation between the intensity of the tahajud prayer and the level of depression with a very weak force of influence (p = 0.004 and rho = -0.22). The conclusions that can be drawn from this study are the higher the intensity of the prayer, the lower the level of depression. When a person performs the tahajud prayer, the body will release endorphins and enkepalin hormones which function as pain relievers, control CRF secretion, and can provide positive emotions.Keywords : Depression, Medical Student, Tahajud PrayerAbstrak. Pendidikan kedokteran merupakan pendidikan dengan tingkat stressor tinggi yang dapat menyebabkan mahasiswa terkena depresi. Cara untuk menghindari masalah tersebut yaitu dengan coping mechanism, salah satunya yaitu dengan shalat tahajud. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas shalat tahajud terhadap tingkat depresi pada mahasiswa FK UNISBA tingkat tiga tahun akademik 2017/2018. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan metode cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner shalat tahajud dan kuesioner DASS. Uji hipotesis yang digunakan adalah korelasi spearman. Hasil penelitian dari 168 responden, terdapat 47,61% mahasiswa dengan intensitas tahajud rendah, gambaran tingkat depresi didapatkan 9,52%% mahasiswa mengalami depresi ringan. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan intensitas shalat tahajud terhadap tingkat depresi dengan kekuatan pengaruh yang sangat lemah  (p=0,004 dan rho= -0,22). Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah semakin tinggi intensitas shalat tahajud maka akan semakin rendah tingkat depresi. Ketika seseorang melaksanakan shalat tahajud, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin dan enkepalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit, pengendali sekresi CRF, dan dapat memberikan emosi yang positif.Kata Kunci : Depresi, Pelajar Medis, Doa Tahajud