Abstract. Indonesia establishes tourism as a leading sector, therefore the innovation of village economic development that is based on the primary sector (agricultural activities) is collaborated with the tertiary sector (tourism activities), namely the concept of developing tourist villages. The law mandates the Provincial Government to accelerate village development through technical assistance, the Provincial Government of West Java in collaboration with the Telecommunications and Information Accessibility Agency (TIAA), Ministry of Communication and Information Technology in organizing the Digital Village program in 2019 to address the challenges of the digital divide. Sukalaksana Village is located in Samarang Subdistrict, Garut Regency, which is one of the villages included in the Digital Village list which is part of the West Java Digital Village program, which receives an internet facility grant because it has the potential to be encouraged with internet infrastructure to improve the economy of the tourist village. The purpose of the study was to determine the readiness in the application of Digital Villages in the Tourism Villages in Sukalaksana Village with the STOPE model approach. The analysis results obtained that the 2 Domains namely Strategy and Environment with each value of 3.85 (96%) and 3.56 (89%) have a very ready readiness, then in 2 Domains namely Organization and People have readiness to be ready with each each value is 3.12 (78%), 3.27 (82%) while 1 Technology domain has enough preparedness with a value of 2.37 (59%). Overall STOPE readiness is 3.23 (81%) which means it is ready, this shows that the application of digital villages in the tourism villages in Sukalaksana Village is ready to be implemented.Keywords: Digital Village, Tourist Village, Readiness, STOPE.Abstrak. Indonesia menetapkan pariwisata menjadi leading sector maka dari itu inovasi pembangunan ekonomi desa yang bertumpu pada sektor primer (kegiatan pertanian) dikolaborasikan dengan sektor tersier (kegiatan pariwisata) yaitu konsep pengembangan desa wisata. Undang-undang mengamanahkan Pemerintah Daerah Provinsi untuk melakukan upaya percepatan pembangunan Desa melalui bantuan teknis, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kementerian Kominfo dalam penyelenggaraan program Desa Digital pada Tahun 2019 untuk menjawab tantangan kesenjangan digital. Desa Sukalaksana berlokasi di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam daftar Desa Digital yang menjadi bagian program Desa Digital Jawa Barat yang mendapatkan hibah fasilitas internet karena memiliki potensi untuk didorong dengan infrastruktur internet untuk meningkatkan ekonomi desa wisata. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kesiapan (e-readiness) penerapan Desa Digital pada Desa Wisata di Desa Sukalaksana dengan pendekatan model STOPE. Hasil analisa yang didapatkan bahwa 2 Domain yaitu Strategy dan Environment dengan masing-masing nilai 3,85 (96%) dan 3,56 (89%) memiliki kesiapan sangat siap, kemudian pada 2 Domain yaitu Organization dan People memiliki kesiapan siap dengan masing-masing nilai 3,12 (78%), 3,27 (82%) sedangkan 1 domain Technology memiliki kesiapan cukup siap dengan nilai 2,37 (59%). Secara keseluruhan kesiapan STOPE nya adalah 3,23 (81%) yang berarti siap, hal ini menunjukan bahwa penerapan desa digital pada desa wisata di Desa Sukalaksana siap untuk diterapkan.Kata kunci: Desa Digital, Desa Wisata, Kesiapan, STOPE.