Universitas Islam Bandung Repository

Analisis Fatwa DSN MUI No.77 / DSN-MUI / V / 2010 tentang Cicil Emas Akad Murabahah pada Produk Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Surapati

Show simple item record

dc.contributor
dc.creator Mulyani, Fitri
dc.creator Fauziah, Eva
dc.creator Surahman, Maman
dc.date 2017-08-09
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum_ekonomi_syariah/article/view/7175
dc.description Dalam pelaksanaannya salah satu produk bank syariah yang diminati nasabah adalah produk cicil emas yang dalam pelaksaannya menggunakan akad murabahah. Salah satu bank syariah yang mengeluarkan produk tersebut adalah Bank Syariah Mandiri KCP Surapati. Dalam pelaksaannya, Bank Syariah Mandiri menetapkan besaran cicilanya sesuai dengan yang disepakati dengan nasabahserta mengabaikan fuktuasi harga emas di pasar. Artinya, ketika harga pasar emas naik tidak memyebabkan harga cicilan naik. Di sisi lain, terdapat Fatwa DSN MUI NO:77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai, terkait hal tersebut masalah dan tujuan yang ingin di teliti adalah ketentuan Fatwa DSN MUI NO:77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai, pelaksaan cicil emas dengan akad murabahah di BSM, analisa Fatwa DSN MUI NO:77/DSN-MUI/V/2010 terhadap cicil emas di BSM.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, dengan pendekatannya dengan analitis kualitatif dan teknik pengumpulan data adalah wawancara dan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukan bahwa ketentuan Fatwa DSN MUI NO:77/DSN-MUI/V/2010 jual beli emas secara tidak tunai harus harga jual (tsaman) tidak boleh bertambah selama jangka waktu perjanjian meskipun ada perpanjangan waktu setelah jatuh tempo. Emas yang dibeli dengan pembayaran tidak tunai boleh dijadikan jaminan (rahn). Emas yang dijadikan jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 tidak boleh dijualBelikan atau dijadikan obyek akad lain yang menyebabkan perpindahan kepemilikan. Pelaksanaan cicil emas di BSM KCP Surapati pada dasarnya bank menjelaskan prosedur pembiayaan akad murabahah, hanya saja penentuan margin bukan atas dasar kesepakatan yang terjadi antara nasabah dan penjual (bank) namun sudah menjadi ketetapan pihak bank terlebih dahulu yang kemudian ditawarkan kepada nasabah. Dengan itu seharusnya pihak Bank menentukan besaran margin diawal dengan berdasarkan kesepakatan. Analisa Fatwa DSN MUI NO:77 /DSN-MUI/0V/2010 terhadap pelaksaan pembiayaan cicil emas BSM KCP Surapati sudah sesuai.
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Prosiding Hukum Ekonomi Syariah
dc.publisher Prosiding Keuangan & Perbankan Syariah
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum_ekonomi_syariah/article/view/7175/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Proceedings of Finance & Islamic Banking
dc.source Prosiding Hukum Ekonomi Syariah; Vol 3, No 2, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah (Agustus, 2017); 518-521
dc.source Prosiding Keuangan & Perbankan Syariah; Vol 3, No 2, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah (Agustus, 2017); 518-521
dc.source 2460-2159
dc.subject Keuangan & Perbankan Syariah
dc.subject Cicil Gold, Akad Murabahah, Fatwa DSN
dc.title Analisis Fatwa DSN MUI No.77 / DSN-MUI / V / 2010 tentang Cicil Emas Akad Murabahah pada Produk Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Surapati
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account