Abstract. In the married life, the culture becomes very important because the partners will carry the values, beliefs, habits and lifestyles that were followed. The husband age is an important thing that must be considered by Ethnic Sundanese in choosing her partner. Based on the data from the office of religious affairs Sukabumi in 2014 divorce in Sundanese couples with younger husband reached 10.83% of the total divorce cases. However, there are some Sundanese couples with younger husband states that harmoniously married life, happy and never thought of divorce. The purpose of this study was to obtain empirical data on marital social skills at Sunda Ethnic couple whose husband is much younger in Sukabumi. The method in this research use descriptive method by using purposive sampling technique and get samples are 7 couples. The instrument for measuring marital social skills made by researchers who refers to the concept Miriam B Vila (2012). The results showed that as many as 43% or 3 couples have marital good social skills and as much as 57% or 4 couples have poor marital social skills. Abstrak. Dalam kehidupan pernikahan, budaya menjadi sangat penting karena pasangan membawa nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan serta gaya hidup yang dianutnya. Pemilihan usia suami yang lebih tua merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh Etnis Sunda dalam memilih pasagannya. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Kabupaten Sukabumi pada tahun 2014 perceraian pada pasangan Etnis Sunda yang suaminya lebih muda mencapai 10,83% dari total perkara perceraian. Namun demikian, terdapat beberapa pasangan Etnis Sunda yang suaminya jauh lebih muda menyatakan bahwa kehidupan pernikahannya harmonis, bahagia serta tidak pernah berpikir untuk bercerai. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data empiris mengenai marital social skills pada pasangan Etnis Sunda yang suaminya jauh lebih muda di Sukabumi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 7 pasangan suami istri. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur marital social skills dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada konsep Miriam B Vila (2012). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebanyak 43% atau 3 pasang suami istri memiliki marital social skills yang baik dan sebanyak 57% atau 4 pasangan suami istri memiliki marital social skills yang buruk.
Dalam kehidupan pernikahan, budaya menjadi sangat penting karena pasangan membawa nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan serta gaya hidup yang dianutnya. Pemilihan usia suami yang lebih tua merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh Etnis Sunda dalam memilih pasagannya. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Kabupaten Sukabumi pada tahun 2014 perceraian pada pasangan Etnis Sunda yang suaminya lebih muda mencapai 10,83% dari total perkara perceraian. Namun demikian, terdapat beberapa pasangan Etnis Sunda yang suaminya jauh lebih muda menyatakan bahwa kehidupan pernikahannya harmonis, bahagia serta tidak pernah berpikir untuk bercerai. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data empiris mengenai marital social skills pada pasangan Etnis Sunda yang suaminya jauh lebih muda di Sukabumi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 7 pasangan suami istri. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur marital social skills dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada konsep Miriam B Vila (2012). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebanyak 43% atau 3 pasang suami istri memiliki marital social skills yang baik dan sebanyak 57% atau 4 pasangan suami istri memiliki marital social skills yang buruk.