Universitas Islam Bandung Repository

Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Pelecehan Seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Chairahmi, Nyayu Maisha
dc.creator Rositawati, Sita
dc.date 2017-01-25
dc.date.accessioned 2019-09-10T02:20:48Z
dc.date.available 2019-09-10T02:20:48Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5963
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/21369
dc.description Abstract. Sexual abusive as one of the most unwanted sexual acts or behaviour which is lack of pleasent when it comes to sex offender. Sadly, west java nowadays became one of the province which had the highest rank of sexual abusive. According to Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak, Bandung Regency and West Bandung became the highest area of sexual abusive case possibility. Since Mei, 2016 the Organitation of P2TP2A Bandung Regency stated that at least 16 people become sexual abuse victim. All of this people feel scared and embbarased because of what happened to them. Most of them lock themself at home and no longer interact with the neighberhood. Some of them have already back to their activities, while some are not and considering that this traumatic accident is their biggest learn of life. This great individual capability to raise mention by Grotberg (1999) named resiliensi. Resilience is the act of someone's ability to sense, value, and solve their unpleasent life and change it to be a better one. There are 3 factor that sustain this Resilience's act: I Have, I Am, and I Can. The aim of the research is to describe and explain more about the resilience to the teenager victim of sexual abuse. This research based on Deskriptive Qualitative and Survey methods for Collecting data. The Object went through 16 people of sexual abuse victim. Someone whose reached resilience phase is someone who could passed through the three factor. As the result of this research shows that at least there are 9 out of 16 sexual abuse victim (56.25%) whose reached resilience, and the rest who's not there yet shows (43.75%). The I Am aspect is the highest factor that 11 sexual abuse victim had, meanwhile the I Can aspect is the lowest factor which sexual abuse victim had.Abstrak. Pelecehan seksual sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan atau tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung penerima. Salah satu provinsi yang menduduki peringkat rawan akan  pelecehan seksual yaitu Jawa Barat. Menurut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat menjadi daerah yang mencatat kasus pelecehan tertinggi. Sejak bulan Mei 2016 tercatat 16 orang menjadi korban pelecehan seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung. Meski telah di beri penanganan oleh pihak P2TP2A masih ada korban yang merasa malu, takut dan mereka lebih sering mengurung diri di dalam rumah, cenderung menarik diri dari lingkungannya, ada pula ang sudah dapat aktif kembali dalam aktivitas seperti semula, dan  mereka menganggap pengalaman traumatik yang mereka alami sebelumnya merupakan salah satu pelajaran hidup. Kemampuan yang dimiliki individu untuk bangkit tersebut oleh Grotberg (1999) dinamakan sebagai resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Faktor-faktor yang mendukung pembentukan resiliensi ada tiga, diantaranya I Have, I Am, dan I Can. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan resiliensi pada remaja korban pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini sebanyak 16 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Seseorang yang mencapai resiliensi adalah orang yang dapat memenuhomketiga faktor yang ada di dalam resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 orang remaja korban pelecehan seksual ada  9 orang (56.25%) yang sudah mencapai resiliensi, sedangkan yang belum mencapi resiliensi sebanyak 7 orang (43.75%). Aspek I Am merupakan aspek tertinggi yang dimiliki oleh 11 orang remaja korban pelecehan seksual, sedangkan aspek I Can merupakan aspek terendah yang dimiliki remaja korban pelecehan seksual
dc.description pelecehan seksual sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan atau tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung penerima. Salah satu provinsi yang menduduki peringkat rawan akan  pelecehan seksual yaitu Jawa Barat. Menurut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat menjadi daerah yang mencatat kasus pelecehan tertinggi. Sejak bulan Mei 2016 tercatat 16 orang menjadi korban pelecehan seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung. Meski telah di beri penanganan oleh pihak P2TP2A masih ada korban yang merasa malu, takut dan mereka lebih sering mengurung diri di dalam rumah, cenderung menarik diri dari lingkungannya, ada pula ang sudah dapat aktif kembali dalam aktivitas seperti semula, dan  mereka menganggap pengalaman traumatik yang mereka alami sebelumnya merupakan salah satu pelajaran hidup. Kemampuan yang dimiliki individu untuk bangkit tersebut oleh Grotberg (1999) dinamakan sebagai resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Faktor-faktor yang mendukung pembentukan resiliensi ada tiga, diantaranya I Have, I Am, dan I Can. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan resiliensi pada remaja korban pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini sebanyak 16 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Seseorang yang mencapai resiliensi adalah orang yang dapat memenuhomketiga faktor yang ada di dalam resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 orang remaja korban pelecehan seksual ada  9 orang (56.25%) yang sudah mencapai resiliensi, sedangkan yang belum mencapi resiliensi sebanyak 7 orang (43.75%). Aspek I Am merupakan aspek tertinggi yang dimiliki oleh 11 orang remaja korban pelecehan seksual, sedangkan aspek I Can merupakan aspek terendah yang dimiliki remaja korban pelecehan seksual
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5963/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Prosiding Psikologi
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 84-89
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 84-89
dc.source 2460-6448
dc.subject
dc.subject Resilience, Teeneger, Sexual Abuse
dc.subject
dc.subject Resiliensi, Remaja, Pelecehan Seksual
dc.title Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Pelecehan Seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung
dc.title Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Pelecehan Seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type
dc.type Studi Deskriptif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Psikologi [970]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Psikologi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account