Abstract. Indonesia is a country where the majority ofthe citizens are Moslems. But data from National Statistical Institute and an estimate frome CEO Cinta Qur’an predict that 58% of the Moslem citizen cannot read Al-Qur’an. From the few who can read, there are a small number of people who can recite the entirety Al-Qur’an (hafidz). After becoming hafidz, the next, bigger challenges is to continue reciting, maintain behavior, and always sincerity to learn Al-Qur’an continues (Abi Zakariya, 2003). Some of hafidz continue their education to college and eight of them enrolledin UNISBA. These hafidz student not only have to do their role as a collage student, but also as a hafidz. They also have other activities such as teaching tahsin lessons, becoming entrepreneur, and some of them playing an active role in organization.In playing their double role, the hafidz students feels that their activities disturb each other. Because so many activities that hafidz student do, they need skill to manage their activities effectively and efficiently. The names of skill is self regulation. The aim of this study is to describe the self regulation within the hafidz students in Dirosah Islamiyyah Faculty in UNISBA. This study uses a description method with saturated sampling technic of eight hafidz students in Dirosah Islamiyyah Faculty of UNISBA. The tool that is used to measure is a self regulation psychological scale that is adapted from Zimmerman’s theory of self regulation. The results show that based on statistical tabulation, 62,5% of eight hafidz students have low self regulation. Abstrak. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun berdasarkan data Badan Statistik Nasional dan perkiraan CEO Cinta Qur’an bahwa sebanyak 58% tidak bisa membaca Al-Qur’an. Dari sedikitnya yang bisa membaca Al-Qur’an, terdapat sebagian kecil yang dapat menghafal semua isi Al-Qur’an (hafidz). Setelah menjadi hafidz tantangan yang lebih besar selanjutnya adalah menjaga hafalan, menjaga perilaku, dan senantiasa ikhlas mempelajari ilmu Al-Qur’an (Abi Zakariya, 2003). Sebagian hafidz melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan delapan orang diantaranya menjadi mahasiswa UNISBA. Para mahasiswa hafidz ini tidak hanya menjalankan perannya sebagai mahasiswa melainkan sebagai hafidz. Kegiatan mereka juga mengajar sebagai guru tahfidz dan sebagian ada berjualan. Selain itu diantara mereka ada yang masih mengikuti organisasi. Dalam menjalankan kedua perannya tersebut mahasiswa hafidz merasa sering terganggu satu sama lain. Dengan banyaknya kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa hafidz mereka perlu memiliki kemampuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Kemampuan dalam mengatur tindakan-tindakannya ini disebut dengan self regulation.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun berdasarkan data Badan Statistik Nasional dan perkiraan CEO Cinta Qur’an bahwa sebanyak 58% tidak bisa membaca Al-Qur’an. Dari sedikitnya yang bisa membaca Al-Qur’an, terdapat sebagian kecil yang dapat menghafal semua isi Al-Qur’an (hafidz). Setelah menjadi hafidz tantangan yang lebih besar selanjutnya adalah menjaga hafalan, menjaga perilaku, dan senantiasa ikhlas mempelajari ilmu Al-Qur’an (Abi Zakariya, 2003). Sebagian hafidz melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan delapan orang diantaranya menjadi mahasiswa UNISBA. Para mahasiswa hafidz ini tidak hanya menjalankan perannya sebagai mahasiswa melainkan sebagai hafidz. Kegiatan mereka juga mengajar sebagai guru tahfidz dan sebagian ada berjualan. Selain itu diantara mereka ada yang masih mengikuti organisasi. Dalam menjalankan kedua perannya tersebut mahasiswa hafidz merasa sering terganggu satu sama lain. Dengan banyaknya kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa hafidz mereka perlu memiliki kemampuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Kemampuan dalam mengatur tindakan-tindakannya ini disebut dengan self regulation.Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran self regulation pada mahasiswa hafidz di Fakultas Dirosah Islamiyyah UNISBA. Metoda yang digunakan adalah deskripsi dengan menggunakan teknik sampel jenuh sebanyak delapan orang. Alat ukur yang digunakan berupa skala psikologi self regulation yang diadaptasi dari teori Zimmerman. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh 62,5% mahasiswa hafidz termasuk kategori self regulation rendah.