Universitas Islam Bandung Repository

Studi Deskriptif Mengenai Subjective Well-Being pada Guru Pendamping Sekolah Inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung

Show simple item record

dc.contributor Psikologi
dc.contributor
dc.creator Ali, Izzuddin
dc.creator Budiman, Agus
dc.date 2018-08-05
dc.date.accessioned 2019-09-10T02:28:49Z
dc.date.available 2019-09-10T02:28:49Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/11321
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/21438
dc.description Abstract. Inclusive education is an educational system that provides opportunities for all students who have abnormalities and have the potential for intelligence and / or special talents to attend education or learning in an educational environment together with students in general. One school implementing inclusion education is an inclusion school in PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. They always provide guidance in learning as well as playing to the students at school. Although with various job duties that many, it turns out the income as a companion teacher is far below standard salary in Bandung. Even so, they continued to feel prosperous because their co-workers helped each other, the students with special needs who were assisted felt they were happy, and parents who supported them to become companion teachers. These feelings by Diener (1984) are described as subjective well-being (SWB) which includes cognitive components, positive affect, and negative affect. This study has a purpose to get an overview of SWB on the accompanying teachers of inclusive schools in PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. The method used in this research is descriptive research with quantitative method. After calculating and processing data on 21 teachers accompanying the inclusive schools in PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) measuring instruments that have been translated by the researchers into in Indonesian it is known that 11 people (52.4%) had a high Subjective Well-Being, while 10 other people (47.6%) had a low Subjective Well-Being.Keywords: subjective well-being, companion teacher, inclusive schoolAbstrak. Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan pada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi adalah sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. Mereka selalu memberikan bimbingan dalam belajar serta bermain kepada siswa ABK di sekolah. Meskipun dengan berbagai tugas pekerjaan yang banyak, ternyata pendapatan sebagai guru pendamping tersebut jauh berada dibawah UMR Kota Bandung. Meskipun begitu, mereka tetap merasa sejahtera karena rekan kerja yang saling membantu, siswa ABK yang didampingi dirasanya membuat mereka senang, serta orangtua yang mendukung mereka untuk menjadi guru pendamping. Perasaan-perasaan tersebut oleh Diener (1984) dijelaskan sebagai subjective well-being (SWB) yang meliputi komponen kognitif, afek positif, dan afek negatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai SWB pada guru pendamping sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Setelah melakukan perhitungan dan pengolahan data pada 21 guru pendamping sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung dengan menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Scale of Positif and Negative Experience (SPANE) yang sudah diterjemahkan oleh peneliti kedalam bahasa Indonesia diketahui bahwa 11 orang (52,4%) memiliki Subjective Well-Being yang tinggi, sedangkan 10 orang lainnya (47,6%) memiliki Subjective Well-Being yang rendah.Kata kunci: subjective well-being, guru pendamping, sekolah inklusi
dc.description Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan pada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi adalah sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. Mereka selalu memberikan bimbingan dalam belajar serta bermain kepada siswa ABK di sekolah. Meskipun dengan berbagai tugas pekerjaan yang banyak, ternyata pendapatan sebagai guru pendamping tersebut jauh berada dibawah UMR Kota Bandung. Meskipun begitu, mereka tetap merasa sejahtera karena rekan kerja yang saling membantu, siswa ABK yang didampingi dirasanya membuat mereka senang, serta orangtua yang mendukung mereka untuk menjadi guru pendamping. Perasaan-perasaan tersebut oleh Diener (1984) dijelaskan sebagai subjective well-being (SWB) yang meliputi komponen kognitif, afek positif, dan afek negatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai SWB pada guru pendamping sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Setelah melakukan perhitungan dan pengolahan data pada 21 guru pendamping sekolah inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung dengan menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Scale of Positif and Negative Experience (SPANE) yang sudah diterjemahkan oleh peneliti kedalam bahasa Indonesia diketahui bahwa 11 orang (52,4%) memiliki Subjective Well-Being yang tinggi, sedangkan 10 orang lainnya (47,6%) memiliki Subjective Well-Being yang rendah.Kata kunci: subjective well-being, guru pendamping, sekolah inklusi
dc.format application/pdf
dc.language eng
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/11321/pdf
dc.rights Copyright (c) 2018 Prosiding Psikologi
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 4, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2018); 563-570
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 4, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2018); 563-570
dc.source 2460-6448
dc.subject psikologi
dc.subject subjective well-being, guru pendamping, sekolah inklusi
dc.subject
dc.subject subjective well-being
dc.title Studi Deskriptif Mengenai Subjective Well-Being pada Guru Pendamping Sekolah Inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung
dc.title Studi Deskriptif Mengenai Subjective Well-Being pada Guru Pendamping Sekolah Inklusi di PG-TK-SD-SMP Ibnu Sina Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type kuantitatif
dc.type


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Psikologi [970]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Psikologi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account