dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Sakinah, Sakinah |
|
dc.creator |
Mubarak, Ali |
|
dc.date |
2017-01-25 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-10T02:29:17Z |
|
dc.date.available |
2019-09-10T02:29:17Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5947 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/21442 |
|
dc.description |
Abstract. Department store X is a retail company which supply daily needs. Department X implementing service standards to satisfy their customer and the salerpersons are competent salesperson. However, based on interview, customer feel indifferent service and responsiveness from the salespersons. Also the percentage of damaged goods and returned goods from department store X was higher than the other branch. According to the store manager, the salespersons often suspend their work, come late, and shirking their responsibilities on their work. The salespersons unmotivated at their work because the absence of reward for their performance, they are also do not have desire to work together, follow the rules and get a feedback. This is relates to the work motivation of salespersons. The purpose of this research is to describe the work motivation of salespersons department store X by the factor which encourage work motivation. This research used descriptive study method with 40 salespersons as subject. The measuring instrument used in this research based on two factor theory from Herzberg using aspect of hygiene factor and motivator factor. The result of the study showed 12 salespersons are at high hygiene factor and high motivator factor, which mean they have high motivaton, 13 salespersons are at high hygiene factor and low motivator factor, which mean they not yet motivate, 15 salespersons are at low hygiene factor and low motivator factor, which mean they not motivate. Abstrak. Toserba X merupakan perusahaan ritel yang menyediakan barang kebutuhan harian. Toserba X menerapkan standar pelayanan untuk memuaskan konsumennya dan pramuniaganya merupakan pramuniaga yang kompeten. Namun berdasarkan hasil interview, konsumen merasakan pelayanan yang acuh dan tidak cepat tanggap dari pramuniaga. Selain itu presentase barang rusak dan retur toserba X lebih tinggi daripada cabang lainnya. Menurut kepala toko pramuniaga kerap menunda pekerjaan, datang terlambat, dan becanda saat bekerja. Pramuniaga kurang terdorong dalam bekerja karena tidak ada reward, mereka juga tidak memiliki keinginan untuk bekerja sama, mengikuti aturan dan mendapatkan feedback. Hal ini berkaitan dengan motivasi kerja pramuniaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran motivasi kerja pramuniaga Toserba X berdasarkan faktor yang mendorong motivasi kerja. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif dengan subjek penelitian berjumlah 40 pramuniaga. Alat ukur yang digunakan berdasarkan teori motivasi kerja two factor dari Herzberg dengan menggunakan aspek faktor hygiene dan faktor motivator. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh sebanyak 12 orang berada pada faktor hygiene tinggi dan faktor motivator tinggi artinya memiliki motivasi tinggi, 13 orang berada pada faktor hygiene tinggi dan faktor motivator rendah artinya belum termotivasi dan 15 orang berada pada faktor hygiene rendah dan faktor motivator rendah artinya tidak termotivasi. |
|
dc.description |
Toserba X merupakan perusahaan ritel yang menyediakan barang kebutuhan harian. Toserba X menerapkan standar pelayanan untuk memuaskan konsumennya dan pramuniaganya merupakan pramuniaga yang kompeten. Namun berdasarkan hasil interview, konsumen merasakan pelayanan yang acuh dan tidak cepat tanggap dari pramuniaga. Selain itu presentase barang rusak dan retur toserba X lebih tinggi daripada cabang lainnya. Menurut kepala toko pramuniaga kerap menunda pekerjaan, datang terlambat, dan becanda saat bekerja. Pramuniaga kurang terdorong dalam bekerja karena tidak ada reward, mereka juga tidak memiliki keinginan untuk bekerja sama, mengikuti aturan dan mendapatkan feedback. Hal ini berkaitan dengan motivasi kerja pramuniaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran motivasi kerja pramuniaga Toserba X berdasarkan faktor yang mendorong motivasi kerja. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif dengan subjek penelitian berjumlah 40 pramuniaga. Alat ukur yang digunakan berdasarkan teori motivasi kerja two factor dari Herzberg dengan menggunakan aspek faktor hygiene dan faktor motivator. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh sebanyak 12 orang berada pada faktor hygiene tinggi dan faktor motivator tinggi artinya memiliki motivasi tinggi, 13 orang berada pada faktor hygiene tinggi dan faktor motivator rendah artinya belum termotivasi dan 15 orang berada pada faktor hygiene rendah dan faktor motivator rendah artinya tidak termotivasi. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5947/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2017 Prosiding Psikologi |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 53-58 |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 53-58 |
|
dc.source |
2460-6448 |
|
dc.subject |
|
|
dc.subject |
work motivation, two factor theory, hygiene factor, motivator factor |
|
dc.subject |
Psikologi ; Psikologi Industri dan Organisasi |
|
dc.subject |
motivasi kerja, two factor theory, Faktor Hygiene, Faktor Motivator |
|
dc.title |
Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Kerja Pramuniaga Toserba X Bandung |
|
dc.title |
Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Kerja Pramuniaga Toserba X Bandung |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
|
|
dc.type |
studi deskriptif |
|