dc.contributor |
Fakultas Psikologi |
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Annisa, Noor |
|
dc.creator |
Susandari, Susandari |
|
dc.date |
2018-01-26 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-10T02:39:22Z |
|
dc.date.available |
2019-09-10T02:39:22Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/9388 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/21788 |
|
dc.description |
Abstract. Post Polio Syndrome is a neurological condition that occurs in individuals who experience paralysis due to polio, where the part of the body that undergoes polio gets suffering neuron cells branches growth resulting a new disability. The persons are not only to physical disability but also having a chronic illness. Conditions that make immune system decrease, fatigue, easy to fall and joint pain. Some psychological condition commonly are fear, withdrawing from the social environment, feeling depressed, stressful and easily agitated. But it is different with those in HWDI Bandung. The persons can survive when faced a difficult and stressful situation. According to the Benard (2004), resilience is an ability of individuals to adapt well in a pressing situation and many obstacles. The purpose of this study was to obtain empirical data on resilience in post-polio syndrome in HWDI Bandung. The method used in this research is descriptive method with 6 subjects. The data collected by researchers based on the theory of resilience from Benard. The result shows that 4 persons (67%) are resilient category and the other 2 persons (33%) are not resilient.Keywords: Resilience, post polio syndrome, HWDI Bandung Abstrak. Post Polio Syndrome merupakan kondisi neurologis yang terjadi pada individu yang mengalami kelumpuhan akibat polio, dimana bagian tubuh yang mengalami polio mengalami pertumbuhan cabang baru dari sel-sel neuron sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan yang baru. Subjek tidak hanya mengalami disabilitas fisik tetapi juga mengalami penyakit kronis. Perubahan kondisi tersebut membuat daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, mudah terjatuh dan nyeri sendi setelah mengalami kelumpuhan yang stabil saat polio. Kondisi psikologis yang umum terjadi yaitu mengalami rasa takut, menarik diri dari lingkungan sosial, merasa tertekan, stress, mudah gelisah, dan depresi. Namun berbeda dengan tuna daksa post polio syndrome di HWDI cabang kota bandung. Subjek dapat bangkit ketika dihadapkan pada situasi sulit yang menekan. Menurut Benard (2004) resiliensi merupakan kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik ditengah situasi yang menekan dan banyak halangan dan rintangan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data empiris mengenai resiliensi pada tuna daksa post polio syndrome di HWDI cabang kota bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 6 orang subjek. Pengumpulan data menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti berdasarkan teori resiliensi dari Benard. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang subjek (67%) termasuk kedalam kategori resilien. Sedangkan 2 orang subjek (33%) termasuk kedalam kategori tidak resilien.Kata Kunci: Resiliensi, post polio syndrome, HWDI cabang kota Bandung |
|
dc.description |
Post Polio Syndrome merupakan kondisi neurologis yang terjadi pada individu yang mengalami kelumpuhan akibat polio, dimana bagian tubuh yang mengalami polio mengalami pertumbuhan cabang baru dari sel-sel neuron sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan yang baru. Subjek tidak hanya mengalami disabilitas fisik tetapi juga mengalami penyakit kronis. Perubahan kondisi tersebut membuat daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, mudah terjatuh dan nyeri sendi setelah mengalami kelumpuhan yang stabil saat polio. Kondisi psikologis yang umum terjadi yaitu mengalami rasa takut, menarik diri dari lingkungan sosial, merasa tertekan, stress, mudah gelisah, dan depresi. Namun berbeda dengan tuna daksa post polio syndrome di HWDI cabang kota bandung. Subjek dapat bangkit ketika dihadapkan pada situasi sulit yang menekan. Menurut Benard (2004) resiliensi merupakan kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik ditengah situasi yang menekan dan banyak halangan dan rintangan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data empiris mengenai resiliensi pada tuna daksa post polio syndrome di HWDI cabang kota bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 6 orang subjek. Pengumpulan data menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti berdasarkan teori resiliensi dari Benard. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang subjek (67%) termasuk kedalam kategori resilien. Sedangkan 2 orang subjek (33%) termasuk kedalam kategori tidak resilien.Kata Kunci: Resiliensi, post polio syndrome, HWDI cabang kota Bandung |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
eng |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/9388/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2018 Prosiding Psikologi |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 4, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2018); 135-141 |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 4, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2018); 135-141 |
|
dc.source |
2460-6448 |
|
dc.subject |
Psikologi |
|
dc.subject |
Resiliensi, post polio syndrome, HWDI cabang kota Bandung |
|
dc.subject |
|
|
dc.subject |
|
|
dc.title |
Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi pada Tuna Daksa Post Polio Syndrome di Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Cabang Kota Bandung |
|
dc.title |
Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Pada Tuna Daksa Post Polio Syndrome Di Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Cabang Kota Bandung |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
kualitatif |
|
dc.type |
|
|