Description:
Abstract: Dosing guidelines of over the counter cough medicines for toddlers is determined based on adult doses without considering its feasibility on children. On toddlers, OTC cough medicines usage in the last few years has been monitored due to overdoses, and side effects that appeared. The high prevalence of cough can be allowed medicines usage is not suitable. The study aimed to know the description of self-medication on toddlers, handling of non-pharmacology, the suitability of cough medicines usage in pharmacologically and the side effects during cough self-medication. This non-experimental research is descriptive. Data are collected retrospectively using a questionnaire. The results show that the majority information source of self-medication came from family or friends (47,87%) and the reason for self-medication is the symptoms of children disease are still mild (43.61%). The majority of non-pharmacological treatments are using liniment (26.60%), the average frequency of medicines usage is based on the age of child that is accordance (56,38%), medicines usage of pharmacologically that is accordance with the type of cough (71,28%), the class of medicines used is OTC (70,21%), cough medicines usage is using a measuring spoon (88,30%), the average of medicines usage is more than 3 days (68.09%), and the most side effects experienced by children are sleepy (71.27%).Keywords: Self-medication, cough, toddlers. Abstrak: Pedoman dosis untuk penggunaan obat batuk over the counter pada anak-anak ditetapkan berdasarkan dosis dewasa tanpa diuji kelayakannya terhadap anak-anak. Pada balita penggunaan obat batuk OTC beberapa tahun terakhir mendapatkan pengawasan akibat kelebihan dosis dan efek samping yang muncul. Tingginya prevalensi batuk memungkinkan terjadinya penggunaan obat yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran swamedikasi pada balita, penanganan non-farmakologi, kesesuaian penggunaan obat batuk secara farmakologi, dan efek samping yang terjadi selama swamedikasi batuk. Penelitian non-eksperimental ini bersifat deskriptif. Data dikumpulkan secara retrospektif menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan mayoritas sumber informasi swamedikasi berasal dari keluarga atau teman (47,87%) dan alasan terbanyak melakukan swamedikasi adalah gejala penyakit anak masih ringan (43,61%). Pada penanganan non-farmakologi mayoritas adalah menggunakan obat gosok (26,60%), rata-rata frekuensi pemakaian obat batuk berdasarkan usia anak yang sesuai dengan aturan pakai (56,38%), penggunaan obat batuk secara farmakologi yang sesuai dengan jenis batuk (71,28%), golongan obat yang digunakan merupakan OTC (70,21%), penggunaan obat batuk menggunakan sendok takar (88,30%), rata-rata penggunaan obat batuk lebih dari 3 hari (68,09%) dan efek samping terbanyak yang dialami anak adalah mengantuk (71,27%).Kata kunci: Swamedikasi, batuk, balita.