Universitas Islam Bandung Repository

Kajian Habitat Burung Kuntul dan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Kampung Rancabayawak, Kota Bandung

Show simple item record

dc.contributor Fakultas Teknik
dc.creator Purdiansyah, Muhammad Dera
dc.creator Syaodih, Ernady
dc.date 2019-01-25
dc.date.accessioned 2019-09-11T03:04:24Z
dc.date.available 2019-09-11T03:04:24Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/15325
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/22120
dc.description Abstract. Bird species in Indonesia continue to decline in population due to restoring habitat. This causes a lot of differences, especially the Environmental aspect as a wildlife habitat. The egret population in Bandung City has one habitat in Kampung Rancabayawak. The plan to build a second city center in Gedebage provides protection for egrets because of the massive changes in land use in the region. With assistance needed as a form of protection for egret populations. The research method in this study was conducted with qualitative and quantitative. Sources of data used are primary data from interviews and questionnaires and secondary data in the form of previous research and the internet. The analytical method used is descriptive analysis, descriptive statistical analysis, and comparative analysis. The results of the analysis and discussion, obtained by Kampung Rancabayawak has a great opportunity for the Essential Ecosystem Area (KEE). This is supported by informants' agreements on four related aspects of research in Kampung Rancabayawak. Ecosystem aspects in Kampung Rancabayawak have characteristics that are identical to egret habitats in the Asri Spruce Park such as vegetation characteristics and require zoning for heron habitat. However, it is necessary to add some help such as riparian zones / edges and add fish for retention ponds. In terms of Spatial and Social and Cultural Aspects (Social, Economic, Cultural), the percentage of zoning and function is carried out as a tourist attraction. In full, both governmental, private, NGO, academic and village communities supporting Kampung Rancabayawak become an Essential Ecosystem (KEE) in the sense as a complement to heron habitat.Keywords: egrets, conservation, essential ecosystem areas (KEE), ecosystems. Abstrak. Jenis burung di Indonesia terus mengalami penurunan jumlah populasi karena hilangnya habitat. Hal tersebut menimbulkan banyak persoalan, khususnya aspek lingkungan sebagai habitat satwa. Populasi burung kuntul di Kota Bandung memiliki salah satu habitat di Kampung Rancabayawak. Adanya rencana pembangunan pusat kota kedua di Gedebage memberikan ancaman kepada populasi burung kuntul karena adanya perubahan penggunaan lahan yang cukup masif di kawasan tersebut. Dengan begitu dibutuhkan upaya konservasi sebagai bentuk perlindungan kepada populasi burung kuntul. Metode pendekatan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara dan kuesioner serta data sekunder berupa penelitian terdahulu dan internet. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistik deskriptif, dan analisis komparatif. Hasil analisis dan pembahasan, diperoleh Kampung Rancabayawak memiliki peluang besar menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Hal tersebut didukung oleh pernyataan – pernyataan narasumber terhadap empat aspek penelitian terkait konservasi di Kampung Rancabayawak. Aspek ekosistem di Kampung Rancabayawak memiliki karakteristik yang identik dengan habitat burung kuntul di Taman Burung Cemara Asri seperti karakteristik vegetasi dan keberadaan zonasi bagi habitat burung kuntul. Namun masih perlu beberapa penanganan seperti penambahan zona riparian/tepian dan menambah populasi ikan untuk kolam retensi. Ditinjau dalam aspek Tata Ruang dan Sosekbud (Sosial, Ekonomi, Budaya), dilakukan penyesuaian prosentase zonasi dan penambahan fungsi sebagai objek wisata. Ditinjau secara kelembagaan, baik lembaga pemerintahan, swasta, LSM, akademisi, dan masyarakat kampung sepakat bahwa Kampung Rancabayawak menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) dalam artian sebagai konservasi bagi habitat burung kuntul.Kata Kunci : burung kuntul, konservasi, kawasan ekosistem esensial (KEE), ekosistem.
dc.format application/pdf
dc.language eng
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/15325/pdf
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/downloadSuppFile/15325/3358
dc.rights Copyright (c) 2019 Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota
dc.source Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota; Vol 5, No 1, Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota (Februari, 2019); 132-140
dc.source Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota; Vol 5, No 1, Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota (Februari, 2019); 132-140
dc.source 2460-6480
dc.subject Perencanaan Wilayah dan Kota
dc.subject burung kuntul, konservasi, kawasan ekosistem esensial (KEE), ekosistem.
dc.title Kajian Habitat Burung Kuntul dan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Kampung Rancabayawak, Kota Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account