Citronella oil refinery in Cimungkal Village of Sumedang Regency is a process industry in Indonesia. It produces citronella oil (atsiri). The refinery industry has limitations in fulfillment of customer demand that is relatively high. This study draws a depiction of the supply chain flow that occurs along the supply chain in the area to conduct further observations. The depiction of the flow of supply chain aims to find out who the supply chain actors are and how much capacity they are able to produce. Furthermore, to increase productivity, this study identified the causes of waste by employing lean approach. After repair of the production of citronella oil refining was done, scheduling scheme of the upstream side (farmers) was performed to produce raw materials demanded by customer. The design was done by calculating requirements of raw material, labor, machinery, and others. It developed scenario based on the possibilities that occur. This research shows that the activity of citronella oil refining improvement requires 11 process with a total lead time of 274 minutes, with value added increased by 36% to 67.52%. it proposes second and third proposed scenarios with 30 days of work as the best alternative in order to increase customer demand and profits of the citronella oil refining in the Cimungkal Village of Sumedang Regency.
Penyulingan minyak sereh wangi di desa Cimungkal kabupaten Sumedang merupakan salah satu indusri proses di Indonesia yang menghasilkan minyak sereh wangi (atsiri). Industri penyulingan ini mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan Permintaan pelanggan yang relatif tinggi. Untuk melakukan pengamatan lebih jauh, dilakukan penggambaran terhadap aliran rantai pasok yang terjadi di sepanjang rantai pasok sereh wangi di daerah tersebut. Penggambaran aliran rantai pasok ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja dan berapa kapasitas yang mampu dihasilkan pada masing-masing pelaku rantai pasok. Selanjutnya untuk peningkatan produktivitas, pada penelitian ini dilakukan identifikasi terhadap penyebab pemborosan melalui pendekatan lean. Setelah melakukan perbaikan pada bagian produksi penyulingan minyak sereh wangi, selanjutnya dilakukan perancangan penjadwalan pada bagian hulu (petani) agar dapat menghasilkan bahan baku sesuai dengan permintaan pelanggan. Perancangan dilakukan dengan melakukan perhitungan kebutuhan bahan baku, tenaga kerja, mesin dan lain-lain dalam bentuk penyusunan Skenario berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa aktivitas perbaikan penyulingan minyak sereh wangi membutuhkan 11 proses dengan total lead time sebesar 274 menit, dengan value added mengalami peningkatan sebesar 36 % menjadi 67,52%, dan untuk ketiga Skenario dihasilkan usulan Skenario kedua dan ketiga dengan 30 hari kerja sebagai alternatif terbaik guna meningkatkan Permintaan pelanggan dan keuntungan penyulingan minyak sereh wangi desa Cimungkal kabupaten Sumedang.