Universitas Islam Bandung Repository

Wacana Kekuasaan dalam Film Spotlight

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Caly, Hanas Duvan
dc.creator K, Ratri Rizki
dc.date 2017-02-14
dc.date.accessioned 2019-09-12T03:00:28Z
dc.date.available 2019-09-12T03:00:28Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/6402
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/23218
dc.description Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh lebih dari satu pastor yang terjadi pada rentan waktu 1970 hingga 2000 di Boston, Amerika Serikat. Dan Gereja yang menaungi pastor-pastor tersebut tidak melakukan tindakan apapun, justru mereka menutup-nutupi kasus ini dengan melakukan berbagai cara. Spotlight yang merupakan tim investigasi pada sebuah media lokal The Boston Globe, pada tahun 2000 melakukan investigasi terkait kasus ini dan pada prosesnya mereka kerap mengalami kesulitan karena Gereja tidak ingin kasus ini diselidiki. Setelah satu tahun, akhirnya berita tentang kasus ini dapat dipublikasikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana kekuasaan pada teks dalam film Spotlight. Juga untuk mengetahui wacana kekuasaan pada praktik wacana dalam film Spotlight, dan yang terakhir untuk mengetahui praktik sosial budaya dalam film Spotlight. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat wacana kekuasaan yang digunakan oleh Gereja untuk menutupi kasus pelecehan seksual ini yang digambarkan oleh sutradara dalam film Spotlight.Selain itu, dalam praktik wacananya terdapat proses seleksi untuk memasukkan wacana kekuasaan ke dalam film ini. Lalu, sutradara membuat film ini berdasar kepada faktor sosial dan agama pada saat kasus pelecehan ini terjadi. This research based on priest sexual harassment cases which heppended in 1970 until 2000 in Boston, USA. The Church that shade the priests are didn’t nothing. Precisely, the Church hide the case with many ways. Spotlight is an investigation team contained in local newspaper The Boston Globe. In 2000 they investigating this case and in the process they get a trouble for many times because the Church won’t this case investigated. After one years, the news of this cases finally publicated.The purpose of this research is to know about the power discourse on the text in Spotlight movie. Moreover, the purpose is to know about power discourse on the discourse practice in Spotlight movie. And the last one, is to know about social cultural practice in Spotlight movie. The methodology used in this research is a qualitative with Norman Fairclough discourse analysis.The result of this research showed that there is a power discourse which used by the church to cover up this sexual harassment that director describing in this movie.  Furthermore, in the discourse practice there is a selection process to insert the power discourse to this movie. Then, the director made this movie based on social and religion factor when the sexual harassment case happened.
dc.description Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh lebih dari satu pastor yang terjadi pada rentan waktu 1970 hingga 2000 di Boston, Amerika Serikat. Dan Gereja yang menaungi pastor-pastor tersebut tidak melakukan tindakan apapun, justru mereka menutup-nutupi kasus ini dengan melakukan berbagai cara. Spotlight yang merupakan tim investigasi pada sebuah media lokal The Boston Globe, pada tahun 2000 melakukan investigasi terkait kasus ini dan pada prosesnya mereka kerap mengalami kesulitan karena Gereja tidak ingin kasus ini diselidiki. Setelah satu tahun, akhirnya berita tentang kasus ini dapat dipublikasikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana kekuasaan pada teks dalam film Spotlight. Juga untuk mengetahui wacana kekuasaan pada praktik wacana dalam film Spotlight, dan yang terakhir untuk mengetahui praktik sosial budaya dalam film Spotlight. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat wacana kekuasaan yang digunakan oleh Gereja untuk menutupi kasus pelecehan seksual ini yang digambarkan oleh sutradara dalam film Spotlight.Selain itu, dalam praktik wacananya terdapat proses seleksi untuk memasukkan wacana kekuasaan ke dalam film ini. Lalu, sutradara membuat film ini berdasar kepada faktor sosial dan agama pada saat kasus pelecehan ini terjadi.
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Prosiding Jurnalistik
dc.publisher Prosiding Jurnalistik
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/6402/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Prosiding Jurnalistik
dc.source Prosiding Jurnalistik; Vol 3, No 1, Prosiding Jurnalistik (Februari, 2017); 129-133
dc.source Prosiding Jurnalistik; Vol 3, No 1, Prosiding Jurnalistik (Februari, 2017); 129-133
dc.source 2460-6529
dc.subject Journalisme
dc.subject Film, Power Discourse, Spotlight, Critical Discourse Analysis
dc.subject Ilmu Jurnalistik
dc.subject Film, Wacana Kekuasaan, Spotlight, Analisis Wacana Kritis
dc.title Wacana Kekuasaan dalam Film Spotlight
dc.title Wacana Kekuasaan dalam Film Spotlight
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Qualitative
dc.type Kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Jurnalistik [280]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Komunikasi konsentrasi Jurnalistik

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account