Description:
Abstract. Cireundeu village is a traditional village that is still firmly in the running tradition, in the tradition in the village still perform the ritual ceremony that uses the sesajen performed at a certain time in every week which they call the ceremony nyajen. The object of this research is the sesajen contained in the ceremony nyajen, sesajen is a symbol compiled from coffee water, tea water, clear water, rujak roti, rujak asem, rujak kalapa, rujak cikembang and betel leaf or lamareun. This study aims to find out how indigenous villagers Cireundeu interpreted sesajen that can be applied into everyday life. In this research, the researcher wanted to know the meaning of the sesajen by using Roland Barthes's semiotics theory as a knife of analysis, in theory there are three elements to understand the sign that is denotative meaning, connotative meaning and myth meaning. The results of this study based on the meaning of denotative, connotative and myth to the sesajen, the sesajen is a symbol that is used as an object in the ceremony nyajen, they offer the title Sastra Jen Rahayu Ningrat Pangruwat Ing Diyu is a book without alphabet that teaches life to be human beings the civilized and the sesajen is a medium of communication with their ancestors who have different nature.Keywords: Offering, Nyajen Ceremony, Semiotic of Roland Barthes Abstrak. Kampung Cireundeu merupakan kampung adat yang masih kukuh dalam menjalankan trasdisinya, dalam tradisinya di kampung tersebut masih melakukan ritual upacara yang menggunakan sesajen yang dilakukan pada waktu tertentu pada setiap minggunya yang mereka sebut dengan upacara nyajen. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sesajen yang terdapat dalam upacara nyajen, sesajen merupakan simbol yang disusun dari air kopi, air teh, air bening rujak roti, rujak asem, kalapa, rujak air kembang dan daun sirih atau lamareun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat adat kampung Cireundeu memaknai sesajen yang bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui makna dari sesajen dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai pisau analisis, dalam teorinya terdapat tiga unsur untuk memahami tanda yaitu makna denotatif, makna konotatif dan makna mitos. Hasil dari penelitian ini berdasarkan makna denotatif, konotatif dan mitos terhadap sesajen yaitu, sesajen merupakan sebuah simbol yang dijadikan objek dalam upacara nyajen, sesajen tersebut mereka beri nama Sastra Jen Rahayu Ningrat Pangruwat Ing Diyu yaitu sebuah kitab tan aksara yang mengajarkan kehidupan agar manusia menjadi makhluk yang beradab dan sesajen merupakan sebuah media komunikasi dengan leluhur mereka yang sudah berbeda alam.Kata kunci: Sesajen, Upacara Nyajen, Semiotika Roland Barthes