Description:
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan metabolisme insulin yang ditandai dengan kondisi hiperglikemi. Kayu manis mengandung sinamaldehid yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa efek kayu manis terhadap penurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Subjek penelitian 30 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 normal, Kelompok 2 sampai 6 diinduksi aloksan 5,25 mg/Kg bobot (ip). Kelompok 3, 4, dan 5 diberi ekstrak air kayu manis dengan dosis 42, 84, dan 168 mg/Kg bobot (peroral) selama 21 hari . Kelompok 6 sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid dosis 0,013 mg/kg bobot (peroral) selama 21 hari. Pengukuran glukosa dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil: rerata penurunan glukosa darah setiap kelompok 1 sampai 6 adalah 0.758, 6.521, 50.20, 25.53, 52.4, dan 33.55 mg/dL. Analisis statistik menggunakan tes Anova dan Bonferroni. Hasil menunjukan pemberian dosis 42 dan 168 mg/kg bobot memberikan efek yang hampir sama dengan glibenklamid. Dosis dengan penurunan terbesar yaitu dosis 84 mg/Kg bobot. Pada penelitian ini peningkatan dosis tidak berbanding lurus dengan penurunan kadar glukosa darah sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Ekstrak air kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa mencit yang diinduksi aloksan. Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan metabolisme insulin yang ditandai dengan kondisi hiperglikemi. Kayu manis mengandung sinamaldehid yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa efek kayu manis terhadap penurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Subjek penelitian 30 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 normal, Kelompok 2 sampai 6 diinduksi aloksan 5,25 mg/Kg bobot (ip). Kelompok 3, 4, dan 5 diberi ekstrak air kayu manis dengan dosis 42, 84, dan 168 mg/Kg bobot (peroral) selama 21 hari . Kelompok 6 sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid dosis 0,013 mg/kg bobot (peroral) selama 21 hari. Pengukuran glukosa dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil: rerata penurunan glukosa darah setiap kelompok 1 sampai 6 adalah 0.758, 6.521, 50.20, 25.53, 52.4, dan 33.55 mg/dL. Analisis statistik menggunakan tes Anova dan Bonferroni. Hasil menunjukan pemberian dosis 42 dan 168 mg/kg bobot memberikan efek yang hampir sama dengan glibenklamid. Dosis dengan penurunan terbesar yaitu dosis 84 mg/Kg bobot. Pada penelitian ini peningkatan dosis tidak berbanding lurus dengan penurunan kadar glukosa darah sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Ekstrak air kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa mencit yang diinduksi aloksan.