Abstract:
Pembentukan karakter kewirausahaan hendaknya dibangun sejak dini. Pada
anak-anak membangun jiwa entrepreneurship dapat dilakukan melalui pendidikan
di sekolah. Guru dapat berperan membangun karakter kewirausahaan melalui
pendidikan di sekolah, sehingga pendidikan sekolah bisa memberi nilai lebih
kepada masyarakat.
Karakter-karakter kewirausahaan baik yang sudah ada maupun yang perlu
dibangun sebagai entrepreneurial mindset menjadi fokus dalam pendidikan
kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan harus mulai ditumbuhkan kembali
untuk mencapai tujuan besar meningkatkan kapasitas daya saing bangsa. Atas dasar
pemikiran tersebut maka disusun topik dalam usulan penelitian ini adalah
mengembangkan kapasitas kewirausahaan anak-anak masyarakat miskin melalui
pendidikan inklusif.
Penelitian ini menggunakan metode kualittif dengan pendekatan etnografi
komunikasi untuk melihat penggunaan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu
masyarakat pada kebudayaan tertentu serta Riset Aksi Partisipatif (Participation
Action Research). Metode ini merupakan salah satu metode dalam penelitian,
perencanaan, dan perancangan partisipatif dimana masyarakat menjadi subjek dan
bukan objek penelitian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi,
simulasi, FGD, audiensi dan data sekunder. Wawancara dilakukan dengan pihak
sekolah dasar dan guru, simulasi dilakukan dengan siswa SD, kemudian FGD
dengan masyarakat nelayan, serta audiensi dengan pihak Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon. Penelitian ini mengambil kasus masyarakat nelayan, yaitu
anak-anak masyarakat nelayan di kawasan pesisir Desa Citemu Kecamatan Mundu
Kabupaten Cirebon berdasarkan pertimbangan peran strategisnya karena kawasan
Cirebon menjadi salah satu simpul dalam rencana pembangunan berbasis
konektivitas baik dalam skala nasional maupun provinsi.
Hasil penelitian ini ialah: (1) Materi pendidikan kewirausahaan untuk anak
yang disusun mengakomodir potensi lokal kewirausahaan pada masyarakat
nelayan; (2) Menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan dan pemerintahan
dalam penerapan pendidikan inklusif untuk anak pada masyarakat nelayan telah
dilakukan oleh Tim Peneliti; (3) Uji coba pengajaran materi kewirausahaan pada
institusi pendidikan inklusif melalui ekstrakulikuler perlu segera dilaksanakan di di
sekolah-sekolah dasar untuk Guru Sekolah Dasar di desa Nelayan; (4) Model
pendidikan inklusif kewirausahaan didasari pada kebijakan untuk menanggulangi
berbagai masalah yang muncul dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar; dan
(5) Pendidikan kewirausahaan telah disadari bersama bahwa perlu dibangun sejak
dini. Membangun karakter kewirausahaan pada anak-anak akan memberi harapan
munculnya wirausahawan yang tangguh di kemudian hari. Memasukkan muatan
kewirausahaan pada tiap mata pelajaran di sekolah menjadi pilihan yang menarik.
Selain itu, memasukkan pendidikan kewirausahaan pada ekstrakulikuler
kepramukaan juga menjadi usulan baik guru maupun Dinas Pendidikan.