Universitas Islam Bandung Repository

Studi Deskriptif Self-Control Remaja di Tengah Wabah COVID-19 di DKI Jakarta

Show simple item record

dc.contributor Fakultas Psikologi
dc.creator Jelita, Hariti Rahma
dc.creator Aslamawati, Yuli
dc.date 2020-08-13
dc.date.accessioned 2021-03-15T03:37:10Z
dc.date.available 2021-03-15T03:37:10Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/22397
dc.identifier 10.29313/.v6i2.22397
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/28516
dc.description Abstract. As of 2019 COVID-19 outbreak has globally spread including Indonesia. Due to the rapid spread, new regulations and policies such as physical distancing and large-scale social restriction (PSBB) are implemented. However there are still many people who violate the rules and policies, and are dominated by adolescents. Adolescents are aware of the pandemic situation and how dangerous its spread, they also know there are some new policies to press down the number of COVID-19 spreads, yet they still doing their activities in public spaces and in crowd, also neglecting the health protocol and policies. Self-Control according to Tangney, Baumeister and Boone (2004) is the ability of individuals to control their behavior based on certain standards (morals, values and rules that apply in society) in order to lead to positive behavior. Self-Control itself consists of 5 aspects, namely self-dicipline, deliberate or non-impulsive action, healthy habits, work ethic, and reliability. Method used in this is study is descriptive with 268 subjects of active high school students. Data collected using a questionnaire consists of 32 items designed from Self-Control variable based on the concept of Tangney, Baumeister and Boone (2004). Result show that adolescents’ Self-Control during COVID-19 outbreak in DKI Jakarta is low. It is shown by 4 of 5 aspects are at a low level, namely (1) self-dicipline, (2) deliberate or non-impulsive action, (3) healthy habits, and (4) work ethic. To improve adolescents self-control the advice given are to be more aware and obedient of the new policies and rules, always wear mask before going out, bring hand-sanitizer and anti-bacterial wipe tissue, bring personal cutlery, and attend online classes on time and do the homework. As in for parents the advice given are to remind and facilitate the health protocol needs for their children (masks stock, etc.), and supervise their children progress in online class study durin this pandemic satiation.Keywords: Self-Control, Adoloscents, COVID-19 outbreakAbstrak. Terhitung sejak 2019 wabah COVID-19 menyebar luas ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Indonesia.         Dikarenakan penyebaran yang sangat cepat dan pesat, maka diberlakukan peraturan dan kebijakan baru seperti physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun demikian masih banyak masyarakat yang melanggar aturan dan kebijakan, hal ini didominasi oleh remaja. Para remaja mengetahui dan memahami mengenai bahaya dari penyebaran dan penuluran virus COVID-19 ini serta seluruh kebijakan dan peraturan yang diberlakukan guna menekan angka penyebaran, namun demikian mereka tetap berkegiatan di tempat umum dan di tengah kerumunan tanpa mematuhi protokol kesehatan yang diharuskan. Self-Control sendiri menurut Tangney, Baumeister dan Boone (2004) adalah kemampuan individu untuk menentukan perilakunya berdasarkan standar atau patokan tertentu (moral, nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat) agar mengarah pada perilaku positif. Self-Control sendiri terdiri dari 5 aspek yaitu self-dicipline, deliberate or non-impulsive action, healthy habits, work ethic, dan reliability. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dengan subjek penilitian sebanyak 368 siswa aktif Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 32 item pertanyaan yang dirancang dari variabel Self-Control berdasarkan konsep teori Tangney, Baumeister dan Boone (2004). Hasil dari pengumpulan data didapatkan bahwa Self-Control remaja di tengah wabah COVID-19 di DKI Jakarta adalah rendah. Dengan 4 dari 5 aspek berada pada taraf rendah, yaitu (1) self-dicipline, (2) deliberate or non-impulsive action, (3) healthy habits, dan (4) work ethic. Untuk meningkatkan kontrol diri remaja saran yang diberikan adalah lebih memperhatikan dan menaati peraturan serta kebijakan yang telah diberlakukan, membiasakan untuk mengenakan masket setiap kali akan berkegiatan di luar rumah, membawa hand-sanitizer dan tisu basah anti-bakterial di dalam tas, membawa perlengkapan makan sendiri, dan menghadiri kelas online sesuai jadwal dan mengerjakan tugas yang diberikan sekolah maupun di rumah. Dan saran bagi orang tua adalah mengingatkan dan memfasilitasi anak mengenai protokol kesehatan yang diberlakukan (menyediakan persediaan masker, dan lain – lain), serta memantau dan mengingatkan proses anak dalam pembelajaran online selama masa pandemi.Kata Kunci: Kontrol Diri, Remaja, Wabah COVID-19
dc.format application/pdf
dc.language eng
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/22397/pdf
dc.rights Copyright (c) 2020 Prosiding Psikologi
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 6, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2020); 259-264
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 6, No 2, Prosiding Psikologi (Agustus, 2020); 259-264
dc.source 2460-6448
dc.source 10.29313/.v6i2
dc.subject Psikologi
dc.subject Kontrol Diri, Remaja, Wabah COVID-19
dc.title Studi Deskriptif Self-Control Remaja di Tengah Wabah COVID-19 di DKI Jakarta
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Kuantitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Psikologi [970]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Psikologi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account