dc.contributor.author |
Jayanti, Rina |
|
dc.date.accessioned |
2016-02-13T04:11:30Z |
|
dc.date.available |
2016-02-13T04:11:30Z |
|
dc.date.issued |
2016 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/2957 |
|
dc.description.abstract |
Permenkes Republik Indonesia No. 007 ayat 1 tentang industri dan usaha obat
tradisional menyatakan bahwa obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia
hasil isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat. Berdasarkan penelitian Badan
Pengawasan Obat dan Makanan masih ditemukan obat tradisional yang
mengandung bahan kimia obat (BKO), diantaranya adalah jamu kencing manis.
BKO yang sering ditambahkan dalam jamu kencing manis adalah glibenklamid.
Glibenklamid merupakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) golongan sulfonilurea
yang hanya digunakan untuk mengobati individu dengan DM tipe II. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya glibenklamid yang terkandung
pada jamu kencing manis yang beredar di perdagangan. Penelitian ini dilakukan
terhadap sepuluh sampel jamu dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
KLT dilakukan menggunakan lempeng silika gel 60 F254 dengan menggunakan
tiga kombinasi fase gerak yang berbeda yaitu butil asetat-kloroform-asam formiat
(60:40:0,4); etil asetat-toluen-metanol (45:55:1); dan butil asetat-toluen- asam
formiat (50:50:0,4). Dari sepuluh sampel jamu kencing manis yang diuji dengan
KLT sampel yang positif mengandung BKO glibenklamid yaitu sampel H dan J. |
en_US |
dc.description.sponsorship |
Hilda Aprilia, M.Si, Apt. |
en_US |
dc.publisher |
Fakultas MIPA (UNISBA) |
en_US |
dc.subject |
bahan kimia obat, jamu kencing manis, glibenklamid, KLT |
en_US |
dc.title |
Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat (Bko) Glibenklamid dalam Sediaan Jamu Kencing Manis yang Beredar di Perdagangan |
en_US |
dc.type |
Thesis |
en_US |