Abstract:
Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah lumbung padi di Propinsi Jawa Barat
yang mengalami masalah konversi lahan sawah ke non sawah. Pada periode 1990-2000
terjadi penurunan luas lahan sawah yang ditanami dan mencapai angka terendah di tahun
2000 yakni sebesar 171.670 hektar. Penurunan luas lahan sawah ini selain diakibatkan alih
fungsi lahan untuk penggunaan peternakan, perkebunan dan tanaman pangan juga sebagai
akibat dari meningkatnya pemukiman yang semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Subang yang
mengalami perubahan penggunaan lahan cukup signifikan dari pertanian ke non pertanian
terutama pemukiman adalah Kecamatan Kalijati. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan
yang menjadi penyangga ibukota Kabupaten Subang, sehingga aktivitas perekonomian dan
kebutuhan lahan di kecamatan tersebut cukup tinggi. Ada penurunan luas lahan sawah
mengindikasikan dan gejala konversi lahan sawah di Kecamatan Kalijati. Luas lahan sawah
yang semakin berkurang di Kecamatan Kalijati, sudah tentu akan ikut mempengaruhi jumlah
produksi padi, pada tahun 2001 realisasi produksi padi sawah sebesar 25.701 ton dan tahun
2010 hanya sebesar 9.957 ton.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pola kepemilikan lahan sawah di Kecamatan Kalijati
Kabupaten Subang dan untuk mengetahui besarnya pengaruh lahan, pupuk, benih dan tenaga
kerja terhadap produksi padi. Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
regresi berganda dengan menggunakan data cross-section.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola kepemilikan lahan sawah di Kecamatan
Kalijati Subang mengalami pergesaran yang cukup signifikan, hal ini ditunjukkan dengan
tingkat persentase kepemilikan lahan atas nama sendiri saat ini hanya sebesar 57,1% dari total
petani yang menjadi responden sementara pada masa lampau tingkat kepemilikan lahan atas
nama sendiri mencapai 77,8% dari total petani. Hal ini disebabkan karena tanah sawah
diwariskan atau dijual. Sementara kepemilikan lahan sawah pada masa sebelumnya lebih
banyak atas nama sendiri. Sedangkan Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
produksi padi sawah di Kecamatan Kalijati pada masa lampau lahan garapan memiliki nilai
koefisien regresi yang lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien faktor pupuk, tenaga
kerja dan bibit yaitu 4,395 (elastis). Tambahan lahan garapan mampu meningkatkan hasil
produksi padi sawah. Pupuk dan tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap hasil produksi
padi sawah pada masa-masa sebelumnya, sementara bibit tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Hal ini disebabkan masih rendahnya penggunaan bibit bermutu dikalangan petani.
Pada saat ini, lahan garapan juga memiliki nilai koefisien regresi yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai koefisien faktor pupuk, tenaga kerja dan bibit yaitu 4,070 (elastis).
Tambahan lahan garapan mampu meningkatkan hasil produksi padi sawah. Pupuk dan tenaga
kerja berpengaruh negatif terhadap hasil produksi padi sawah. Signifikannya pengaruh
pupuk, tenaga kerja dan lahan menunjukkan bahwa hasil produksi padi sawah sangat respon
terhadap perubahan ketiga faktor produksi tersebut. Sementara bibit tidak memberikan
pengaruh yang signifikan. Tidak signifikannya pengaruh bibit terhadap hasil produksi padi
sawah dimungkinkan karena masih rendahnya penggunaan bibit bermutu dikalangan petani.