Children with hearing impairment are children who have retardation in the hearing. The drawback in the hearing has no effect on the reduced intelligence; only a slowdown in receiving information that became obstacles for their response was limited to the vision. They still have the right to obtain information to develop the personality of themselves and their abilities, especially in the information of Islam. Granting such rights can be facilitated one of them with an education that can be found one of them in SLB Aisyiyah Cikedokan Tasikmalaya. This study seeks to understand and describe how the process of interpersonal communication between the coach or teacher and student in the SLB Aisyiyah Cikedokan Tasikmalaya.
Anak tunarungu adalah anak yang memiliki keterbelakangan dalam pendengaran. Kekurangannya dalam pendengaran tidak berpengaruh pada berkurangnya intelegensi, hanya perlambatan dalam menerima informasi yang menjadi hambatannya karena mereka responnya terbatas dengan penglihatan. Mereka tetap mempunyai hak untuk mendapatkan informasi untuk mengembangkan kepribadian diri dan kemampuan mereka, khususnya dalam informasi ke-Islaman. Pemberian hak tersebut dapat terfasilitasi salah satunya dengan pendidikan yang dapat dijumpai salah satunya di SLB Aisyiyah Cikedokan Tasikmalaya. Penelitian ini berusaha untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana proses komunikasi antarpersonal antara pembina atau pengajar dan siswa di SLB Aisyiyah Cikedokan Tasikmalaya.