Abstract:
Film adalah salah satu media komunikasi massa yang sangat ampuh
dalam mempengaruhi penonton untuk mengubah pola pikir dan perilakunya agar
sesuai dengan agenda media yang dibuat oleh komunikator. Salah satu aspek
yang paling sering disinggung dalam sebuah film adalah masalah gender. Di
Indonesia sendiri terdapat banyak film yang mengandung unsur permasalahan
terhadap gender.
Gender merupakan konsep jenis kelamin dilihat dari segi sosial dan
budayanya. Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
“Republik Twitter” merupakan sebuah film yang memberikan nafas
segar bagi industri perfilman Indonesia. Mengusung tema percintaan antara
Mahasiswa tingkat akhir dan Jurnalis wanita, drama ini nyatanya mampu
menyimpan permasalahan gender yang cukup sensitif.
Penelitian ini meneliti tentang bagaimana dan dengan cara apa media
membingkai Jurnalis wanita dalam film “Republik Twitter”. Penelitian ini
menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan analisis framing model
William A. Gamson. Objek penelitian ditujukan pada dialog-dialog verbal
yang terjadi antara Hanum dengan tokoh lainnya serta gambar sebagai
pendukung penelitian ini. Penulis melibatkan tiga orang untuk menjadi
narasumber dalam penelitian ini, di antaranya sutradara film ini dan dua orang
penonton film sebagai informan.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jurnalis Perempuan
dikontruksi sebagai sosok yang menganut ideologi feminisme liberal. Ditandai
oleh empat frame central idea mengenai Jurnalis wanita yang diperankan oleh
Hanum dan digambarkan oleh sutradara, yakni optimis, berani, menentang,
ambisius.