Abstract:
Kebudayaan Indonesia semakin hilang ditelan waktu disebabkan oleh
perkembangan jaman. Salah satunya kesenian karinding yang keberadaannya
dianggap punah. Hingga akhirnya muncul seorang sosok pelestari karinding
bernama Abah Olot yang dikenal berhasil mengenalkan kembali kesenian
karinding ini kepada masyarakat. Peneliti melakukan penelitian mengenai proses
komunikasi dalam sosialisasi pelestarian yang dilakukan oleh Abah Olot. Dengan
memperhatikan dua aspek proses komunikasi dari Effendy yakni, komunikasi
secara primer dan komunikasi secara sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui proses komunikasi primer yang terdiri dari verbal dan nonverbal dan
sekunder yang terdiri dari media cetak dan elektronik, dalam sosialisasi
pelestarian kesenian karinding yang dilakukan oleh Abah Olot. Peneliti
menggunakan metode deskriptif yaitu melukiskan dan menjabarkan suatu keadaan
yang terjadi. Dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan
studi pustaka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses komunikasi secara
primer merupakan cara utama yang digunakan Abah Olot dalam
mensosialisasikan Karinding kepada masyarakat. Dengan melakukan komunikasi
secara tatap muka langsung, memberikan kemudahan dalam mengenalkannya
kepada masyarakat dan mengajarkan kesenian karinding kepada murid-muridnya.
Dalam proses komunikasi sekunder, Abah Olot tidak menggunakan pemanfaatan
media dalam mensosialisasikan kesenian karinding kepada masyarakat. Akan
tetapi medialah yang mendatanginya karena adanya pihak-pihak yang membantu
dan disebabkan oleh adanya ketertarikan media kepada kesenian karinding karena
keunikannya.