Abstract:
Dewasa ini , disaat segalanya serba digital dan bergantung pada internet, berbagai hal
dapat terbantu dan dilakukan dengan mudah menggunakan smartphone beserta
Internatnya, temasuk dalam berbelanja. Hingga munculah trend dimana aplikasi social
media seperti Instagram dijadikan media untuk jual-beli. Kini sudah tak terhitung jumlah
dari Online Shop yang ada di instagram. Banyaknya Online Shop di Instagram begitu
memanjakan konsumennya.
Tak jarang perilaku membeli pada konsumen melewati batas wajar dan begitu impulsif,
tanpa pertimbangan yang matang dan hanya didasari oleh keinginan semata atau secara
psikologis hal tersebut dikenal sebagai Impulse Buying. menanggapi hal ini, variabel
Locus of Control menjadi salah satu variabel yang secara teoritis dapat mengontrol
perilaku Impulse Buying, mengingat Locus of Control merupakan pusat kendali yang
pada setiap individu. Dalam locus of control terdapat dua tipe, yaitu mereka yang di
diminasi factor internal dan mereka yang didominasi factor eksternal.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai keeratan
hubungan antara Locus of Control dengan Impulse Buying yang dilakukan pada
mahasiswi Telkom University jurusan Ilmu Komunikasi. Metode yang di gunakan
penelitian ini adalah studi korelasional. Dengan teknik sampling Non-Probabitily dengan
Aksidental sampling dan didapat 55 orang sebagai sample penelitian.
Pengambilan data menggunakan alat ukur baku I-E Scale dari Rotter (1966) dan alat ukur
baku IBT (Impulse Buying Tendencies) dari Verplanken & Herabadi (2001) yang
telah di modifikasi sebelumnya. Pengolahan data menggunakan uji korelasi rank
Spearman. Hasil penelitian menunjukkan perolehan rs = -0,077 yang menurut tabel
Guilford (Noor 2009:158) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang sangat
rendah. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa Locus of Control memiliki keeratan
yang sangat rendah dalam mempengaruhi perilaku Impulse Buying pada penelitian ini.